Selasa 25 Jun 2013 23:23 WIB

Kenaikan Harga Bahan Pokok Lima Persen Tetap Tinggi

Rep: Andi Ikhbal/ Red: Karta Raharja Ucu
Seorang pembeli mengambil sebungkus minyak curah yang dijual di pasar. Minyak, salah satu item sembako, juga mengalami kenaikan harga setelah pemerintah memangkas subsidi BBM.
Foto: ANTARA
Seorang pembeli mengambil sebungkus minyak curah yang dijual di pasar. Minyak, salah satu item sembako, juga mengalami kenaikan harga setelah pemerintah memangkas subsidi BBM.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) mengatakan, kenaikan harga komoditas pasar hanya sebesar lima persen. Namun, Pemprov Jatim menganggap lonjakan tersebut relatif stabil.

Pendapat berbeda dilontarkan seorang ibu rumah tangga asal Margorejo, Surabaya, Nisa (26). Ia mengatakan, kenaikan lima persen masih tergolong tinggi. Terlebih untuk warga membeli kebutuhan pangan di pedagang sayuran perumahan.

"Karena, barang yang dijual di operasi pasar tidak semua komoditas, sedangkan kebutuhan masak harus memenuhi banyak bahan baku," kata Nisa kepada ROL, Selasa (25/6).

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Jatim, Budi Setiawan mengatakan, untuk sayuran dan bahan memasak, memang melonjak cukup signifikan. Sebab, kondisi cuaca yang hingga kini masih dinilai pencaroba.

Selain itu, harga yang dijual para pedagang masih mengalami transisi. Menurutnya, tidak semua menjual dalam harga serupa. Namun, katanya menjelaskan, yang terpenting adalah ketersediaan stok barang, agar tidak langka.

"Pasar memang masih dalam tahap penyesuaian keseimbangan harga, namun kenaikan lima persen saat ini masih dianggap stabil" ujarnya mengakhiri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement