Selasa 25 Jun 2013 21:51 WIB

Hujan Buatan di Pekanbaru Optimalkan Potensi Alam

Rep: Ani Nursalikah/ Red: A.Syalaby Ichsan
Titik panas kebakaran hutan di Sumatra
Foto: ANTARA
Titik panas kebakaran hutan di Sumatra

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kepala UPT Hujan Buatan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Heru Widodo mengatakan, BPPT bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk mengatasi bencana asap di Pekanbaru. 

Namun, koordinasi tetap berada di tangan BNPB. Ia mengatakan, hujan buatan tidak bisa langsung turun deras karena faktor alam. Cuaca di wilayah Pekanbaru saat ini sedang dalam musim kemarau. 

"Jadi kita mengoptimalkan potensi alam. Hujan tidak bisa deras. Ini ada dinamika dari Riau," ujarnya saat dihubungi, Selasa (25/6). Heru juga mengaku tidak bisa mensterilkan lahan yang terbakar. Apalagi mencegah orang untuk tidak membakar lahan. Terlebih jika ia membakar lahan yang merupakan tanah miliknya. 

BPPT diberi waktu selama satu bulan untuk memadamkan api. Hal ini sesuai dengan waktu yang ditetapkan dalam darurat bencana terhitung sejak Jumat akhir pekan lalu. Setelah mengatasi asap di Pekanbaru, hujan buatan akan dilakukan di Jambi, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. 

Upaya pemadaman asap dilakukan sebagaimana hujan buatan pada umumnya. Kesulitan pemadaman asap diakibatkan tekanan udara yang rendah di Sumatra bagian utara. Ia mengaku asap di Pekanbaru kemarin telah berkurang. Masyarakat sudah tidak menggunakan masker. 

Namun, diakuinya asap masih tebal di Dumai. Hal ini karena wilayah tersebut dekat dengan daerah asap, seperti Bengkalis, Rokan Hulu dan Palelawan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement