Selasa 25 Jun 2013 16:22 WIB

Harga Telur dan Daging Ayam Mulai Melambung

Rep: mg06/Rahmi Suci Ramadhani/ Red: Heri Ruslan
Telur ayam negeri
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Telur ayam negeri

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK – Pascakenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada Jumat (20/6) lalu, harga beras dan lauk pauk, seperti telur dan daging, di Depok ikut naik. Kenaikan harga bahan kebutuhan pangan tersebut dianggap wajar oleh para pedagang.

Hendri, pedagang bahan-bahan pokok di Pasar Kemirimuka, berpendapat kenaikan harga BBM belum terlalu berpengaruh terhadap harga beras dan minyak goreng. Dia menganggap harga kedua komoditas tersebut masih relatif stabil.

Harga telur terus mengalami kenaikan hingga mencapai Rp 21 ribu/kg. Salah seorang pedagang bahan pokok di Pasar Kemirimuka, Aji, menyatakan kenaikan harga telur tidak hanya disebabkan oleh kenaikan harga BBM. Pasalnya, kenaikan harga telah terjadi sebelum harga BBM dinaikkan.

“Karena mau Ramadhan, ditambah lagi BBM naik. Harganya jadi naik sampai 20 persen,” kata Aji di kiosnya, Selasa (25/6).

Harga Daging Ayam Potong Tembus Rp 32 Ribu

Daging ayam potong juga mengalami kenaikan cukup signifikan. Ayam potong yang semula dihargai Rp 26 ribu per ekor kini dijual pada kisaran Rp 30 – 32 ribu. 

“Harga daging ayam sudah naik, tetapi sudah sejak tiga mingguan yang lalu,” menurut Mohamad Toni, pedagang ayam potong asal Salatiga di Pasar Kemirimuka, Beji, Depok. Toni menambahkan, akibat kenaikan harga, penjualan ayam potong juga melesu karena daya beli yang semakin menurun.

Sementara itu, kebanyakan pedagang daging sapi di Pasar Kemirimuka, Depok, masih menjual daging sapi seharga Rp 90- 95 ribu/kg. Menurut para pedagang, harga tersebut belum mengalami kenaikan. Namun pembeli menganggap sebaliknya.

“Ya kalau menurut kita (pembeli) segitu sudah naik. Kemarin aja masih berapa. Segitu sudah mahal sekali,” menurut Sri (55), pembeli daging sapi di Pasar Kemirimuka. Harga daging diperkirakan akan terus naik seiring kenaikan permintaan menjelang bulan Ramadhan.

Sebagian pedagang di Pasar Kemirimuka mengaku tidak begitu paham penyebab kenaikan harga sejumlah bahan kebutuhan pokok. Mereka menduga kenaikan harga disebabkan oleh kenaikan harga BBM dan menjelang bulan Ramadhan. Namun, menurut mereka, faktor utama kenaikan harga tergantung dari pasokan dan permintaan pasar.

“Dari sananya sudah naik. Kalau BBM tidak naik pun, jika pasokan terhambat, harga bisa naik,” kata Hendri, pedagang bahan pokok, Selasa (25/6).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement