Selasa 25 Jun 2013 23:55 WIB

Kisah PRJ Tempo Dulu: Bang Ali dan Pasar Gambir

Rep: Teguh Setiawan / Red: M Irwan Ariefyanto
Pekan Raya Jakarta di tahun 70 an
Foto: ARNI
Pekan Raya Jakarta di tahun 70 an

REPUBLIKA.CO.ID,Gubernur Ali Sadikin tidak pernah ke Pasar Gambir, tapi banyak mendengar pesta rakyat tahunan era kolonial itu dari saudara-saudaranya. Ia membaca Java Bode, salah satu koran beken Hindia-Belanda tahun 1930-an, yang sering menulis laporan tentang Pasar Gambir.

Memori tentang Pasar Gambir tentu saja dengan segala kemeriahan yang digambarkan saudara-saudaranya dan Java Bode tertanam dalam benaknya. Suatu hari akhir Januari 1968, saat sedang berkeliling memeriksa kebersihan Monas bersama Rio Tambunan dan Djumatidjin, bang Ali tiba-tiba mengemukakan gagasan menghidupkan kembali Pasar Gambir.

Ia secara serius membicarakan gagasan ini dan cara mewujudkannya kepada semua orang dekatnya di pemerintahan Daerah Chusus Ibu Kota (DCI) Jakarta. Ia memberikan gambaran umum sebuah pasar malam yang mirip Pasar Gambir, menyajikan hiburan murah untuk masyarakat Ibu Kota dan sarana promosi industri dalam negeri.

Bang Ali menginginkan pasar malam bentukannya bernilai komersil tinggi agar Pemerintah DCI Jakarta memiliki sumber pendapatan baru. Secara rinci, tujuan pasar malam yang diinginkan bang Ali tertuang dalam Perda No 8 Tahun 1968. Pertama, mendorong dan memberikan kesempatan promosi bagi usaha-usaha perdagangan, perindustrian, penanaman modal asing, kerajinan rakyat, jasa-jasa, serta kegiatan perekonomian lainnya.

Kedua, sebagai wadah yang mendorong kreasi seni dan budaya yang tidak bertentangan dengan Pancasila. Ketiga, mendorong dan mengembangkan industri pariwisata. Keempat, memberikan rekreasi dan hiburan yang sehat kepada masyarakat. Kelima, mendorong dan mengembangkan kegiatan usaha edukatif dan informatif yang mengarah ke peningkatan kehidupan spiritual masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement