REPUBLIKA.CO.ID, BALI -- Masalah asap kebakaran lahan dan hutan Sumatra mengusik Menteri ESDM Jero Wacik. Dia ingin Malaysia dan Singapura tidak membesar-besarkan kabut asap dari Indonesia itu.
"Saya peringatkan teman-teman dari Malaysia, Singapura. Jangan terus karena ada asap, ceritanya ke dunia," kata Wacik saat membuka acara 31st ASEAN Senior Official Meeting on Energy (SOME) di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Senin (24/6).
Menurutnya, pemerintah Indonesia ini agar lebih baik mengedepankan semangat kerja sama ASEAN. "Kalau yang namanya berbagi, waktu senang bareng-bareng, waktu susah jangan ribut ke dunia. Sama kayak suami istri, kalau senang berdua, lagi ribut jangan cerita keluar," ucapnya.
Singapura berang dengan kebakaran hutan dan kiriman asap yang selalu terjadi saban tahun dari Indonesia ini. Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong, memastikan mengganjar hukuman berat bagi pengusaha dan perusahaan berbadan hukum Singapura yang terlibat pembakaran lahan dan hutan Sumatra.
Ada beberapa perusahaan berbadan hukum Singapura berbasis perhutanan dan perkebunan yang bergiat di Sumatra dan Riau. Antara lain, anak perusahaan Sinar Mas Grup di sektor industri kertas.
Perdana Menteri Malaysia, Datuk Seri Najib Tun Razak pun menetapkan status darurat kabut asap di Muar dan Ledang, Johor. Setidaknya, hingga kawasan tersebut bebas dari asap.
Pencemaran udara setempat akibat asap kebakaran lahan dan hutan Sumatra telah melampaui Indeks Pencemaran Udara (IPU) di Muar, Malaysia. Yaitu, di atas level 500 dan membahayakan manusia. IPU 0-50 termasuk kategori baik, 51-100 sedang, 101-200 tidak sehat, 201-300 sangat tidak sehat, dan 300 ke atas masuk kategori berbahaya.
Departemen Lingkungan Hidup Malaysia menyatakan, angka IPU di Muar, hingga pukul 07.00 mencapai 746. Namun kembali turun menjadi 690 pada pukul 11.00. Meski tetap pada kategori berbahaya.