REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah hotspot di Riau meningkat. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan berdasarkan pantauan satelit NOAA 18, jumlah titik api (hotspot) di Riau pada Sabtu (22/6) ada 92 titik. Jauh meningkat jika dibandingkan hari sebelumnya Jumat (21/6) dimana tercatat ada 13 titik.
Menurut Sutopo adanya peningkatan jumlah hotspot disebabkan ketidakmampuan sensor satelit mendeteksi hotspot karena tebalnya asap sehingga sensor thermal dari satelit NOAA tersebut tidak dapat tembus ke permukaan tanah.
"Jadi ini bukan disebabkan meningkatnya aktivitas pembakaran," kata Sutopo kemarin.
Sutopo menuturkan dari 92 hotspot tersebut sebagian besar terdapat di daerah Rokan Hilir dan Bengkalis. Karena arah angin di Riau mengarah ke timur dan timur laut sehinggga asap dapat menyebar di wilayah Malaysia dan Singapura. Sementara itu, hotspot di Jambi tercatat 12 titik, Kalimantan Barat 18 titik, dan Kalimantan Timur 18 titik.
Operasi pemadaman pada hari Sabtu (22/6) dilakukan oleh tim darat dan tim udara. Tim udara yang mengerahkan 2 helikopter Bolco dengan kapasitas 500 liter melakukan 16 kali pemadaman di daerah Mandau dan berhasil memadamkan lahan yang terbakar seluas 100 meter.
Sedangkan penyemaian awan 2 ton dilakukan dengan pesawat hercules di daerah Mandau, Bengkalis dan Duri. Operasi darat juga dilakukan di Bengkalis dengan mengerahkan personel dari TNI/Polri, masyarakat, manggala agni, BPBD, dan instansi lainnya.
"Dilaporkan telah terjadi hujan di Desa Bukit Kapur, Dumai Ahad (23/6)," tutur Sutopo.