REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gempa bumi berkekuatan 5,4 SR yang terjadi Sabtu (22/6) pukul 12.42 WIB dengan pusat gempa di darat pada kedalaman 10 km dan berlokasi 14 km barat laut Lombok Barat menyebabkan banyak kerusakan. Guncangan gempa tidak hanya dirasakan di Lombok, tapi juga di Kuta, Denpasar, Gianyar, dan Karangasem Bali.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan, berdasarkan pendataan, gempa menyebabkan 30 orang luka-luka. Dengan rincian lima luka berat dan 25 orang luka ringan.
Gempa juga menyebabkan ribuan rumah mengalami kerusakan. Tercatat 5.286 rumah rusak. Meliputi 3.243 unit rumah rusak ringan, 1.321 unit rumah rusak sedang dan 722 unit rumah rusak berat. Kerusakan bangunan terparah terjadi di Desa Teniga, Desa Medana, Desa Sokong, Desa Tanjung, Desa Tegal Maja, dan Desa Jenggala Kecamatan Tanjung. Lalu, Desa Bentek Kecamatan Gangga, Desa Pemenang Timur dan Desa Sigern Panjalindan Kecamatan Pemenang Kabupaten Lombok Utara.
Upaya penanganan masih terus dilakukan oleh BPBD setempat, TNI, Polri, Tagana, PMI dan relawan. Pengamanan dikoordinasi oleh Polres Lombok Utara. Tenda pengungsi didirikan di tiga kecamatan. Antara lain, di Kecamatan Tanjung, Kecamatan Gangga, Kecamatan Pemenang. "Dapur umum sudah didirikan dan bantuan diberikan kepada masyarakat," kata Sutopo, Ahad (23/6).
Di tempat lain bencana banjir bandang terjadi di Kabupaten Sumba Timur, Provinsi NTT pada Sabtu (22/6) pukul 15.30 WIB. Meluapnya Sungai Laiwila di Desa Kaliuda Kecamatan Pahunggalodu mengakibatkan jembatan Laiwila dengan bentangan 15 meter dan lebar empat meter terputus total. Sehingga akses transportasi antara Kecamatan Pahunggalodu dan Kecamatan Wulla terputus.
Banjir bandang juga menyebabkan satu anak laki-laki umur 3,5 tahun bernama Donihansel Kahoru Dillu meninggal terbawa banjir. Juga menyebabkan dua buah rumah hanyut terbawa banjir dan lahan pertanian siap panen seluas 18 hentare tergenang air.