REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS -- Harga jual kedelai impor di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, pada pekan ini mengalami penurunan menjadi Rp 7.250 per kilogram dibanding pekan sebelumnya mencapai Rp 7.350 per kilogram, meskipun harga bahan bakar minyak (BBM) mengalami kenaikan.
"Kami justru belum mengetahui kemungkinan adanya harga jual kedelai yang baru untuk disesuaikan dengan kenaikan harga BBM," kata Ketua Primer Koperasi Tahu-Tempe Indonesia (Primkopti) Kabupaten Kudus, Amar Ma'ruf, di Kudus, Ahad (24/6).
Hingga kini, kata dia, harga jual kedelai impor yang ditawarkan kepada pengusaha tahu dan tempe masih dengan harga jual sebelumnya, yakni Rp 7.250 per kilogram.
Selama ini, kata dia, harga jual kedelai impor lebih banyak dipengaruhi oleh ketersediaan komoditas tersebut dari negara asal.
Terlebih lagi, kata dia, pemerintah juga sudah menetapkan harga pembelian pemerintah (HPP) untuk kedelai sebesar Rp 7.000/kg, sehingga potensi kedelai naik jauh dari HPP tentunya sulit terjadi.
Sebetulnya, kata dia, pengusaha tahu dan tempe berharap harga maksimal kedelai impor di pasaran sebesar Rp7.000/kg, karena dinilai tidak terlalu memberatkan. Sementara harga jual kedelai lokal, katanya, pekan ini sebesar Rp 6.800/kg.
Untuk stok kedelai impor pada pekan ini, katanya, di gudang tersedia 60-an ton, sedangkan stok kedelai lokal hanya tersedia 12-an ton.