Sabtu 22 Jun 2013 19:10 WIB

Warga Mengaku Terpaksa Terima BLSM

Rep: Agus Raharjo/ Red: Mansyur Faqih
Petugas PT Pos Indonesia melayani seorang warga  di Kantor Pos yang mengambil dana Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) sebesar Rp300 ribu untuk jangka dua bulan.
Foto: ANTARA FOTO
Petugas PT Pos Indonesia melayani seorang warga di Kantor Pos yang mengambil dana Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) sebesar Rp300 ribu untuk jangka dua bulan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perumahan Rakyat, Djan Faridz ikut dalam pembagian langsung Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) di Kantor Pos Jakarta Selatan. Ini adalah pembagian perdana BLSM untuk warga kurang mampu sebagai kompensasi pengurangan subsidi harga BBM.

BLSM yang dibagikan sebesar Rp 300 ribu tiap kepala keluarga. Jumlah itu merupakan gabungan dua bulan BLSM untuk masyarakat. Di Kantor Pos Jakarta Selatan BLSM dibagikan pada sekitar tiga ribu warga. Hari ini, kantor Pos Jakarta Selatan baru membagi BLSM untuk beberapa wilayah seperti Lebak Bulus, Pondok Labu, Cilandak Barat, Gandaria Selatan, dan Cipete Selatan.

Djan Faridz mengatakan, penyaluran BLSM melalui kantor pos sangat tepat. Karena mudah dijangkau oleh masyarakat. Selain itu, pelayanan dan pendataannya juga cepat dan mudah. Dengan bantuan ini, tambah dia, diharapkan dapat meringankan beban masyarakat akibat kenaikan harga BBM. 

"Saya harap BLSM ini bisa membantu masyarakat untuk tetap menjaga daya belinya karena pengurangan subsidi BBM," kata dia, Sabtu (22/6).

Namun, masyarakat tetap mengeluhkan kondisi usai  kenaikan harga BBM. Menurut salah satu warga Pondok Labu, Nisan, pemberian BLSM yang hanya sementara hanya menunda kesulitan masyarakat. Sebab, dampak kenaikan BBM tidak sementara.

"Kalau kami lebih pilih BBM tidak naik dibanding naik tapi dapat BLSM," kata dia pada Republika.

Karena kenaikan harga BBM sudah berdampak langsung pada harga kebutuhan pokok lain. Harga cabai yang semula dapat dibeli dengan Rp 3000, saat ini sudah Rp 5000. Tapi, Nisan mengaku pasrah dengan kenaikan harga BBM dan terpaksa menerima BLSM untuk menutup biaya kebutuhan sehari-hari keluarganya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement