Sabtu 22 Jun 2013 23:17 WIB

BBM Naik, SPBU di Denpasar Sepi

Rep: Ahmad Baraas/ Red: Mansyur Faqih
Petugas mengganti papan angka harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di SPBU
Foto: ANTARA FOTO
Petugas mengganti papan angka harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di SPBU

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR - Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) mulai Sabtu (22/6) tak mempengaruhi aktivitas masyarakat Bali. Mereka sepertinya sudah memahami dan bisa menerima kenaikan harga oleh pemerintah itu. "Mau bagaimana lagi. Kalau pemerintah sudah berhitung BBM harus dinaikkan, ya kita ngikut saja," kata Komang Buana.

Pemandu wisata yang tinggal di Denpasar Barat itu mengatakan, kenaikan harga BBM memang memberatkan banyak pihak, termasuk dirinya sebagai pemandu wisata paruh waktu. Kenaikan harga BBM, sebut Buana, membuat biaya operasional yang dikeluarkannya setiap kali mengantar wisatawan juga meningkat. Sementara yang diterimanya dari wisatawan belum bisa dinaikkan.

"Kalau tiba-tiba kami naikkan, wisatawan akan protes dan tidak mau memakai jasa kami," katanya.

Menurut Buana, untuk sementara waktu dia terpaksa mengikuti arus kenaikan BBM. Namun dia yakin, pada saatnya kenaikan harga BBM itu akan memberikan nilai tambah bagi masyarakat. Berdasarkan pemantauan Republika, setelah harga BBM naik, situasi di sejumlah SPBU di Denpasar lebih sepi dibandingkan hari-hari sebelumnya.

Menurut Komang Suparsana, petugas SPBU di jalan Hayam Wuruk Denpasar, jumlah konsumen yang datang berkurang. "Barangkali masyarakat masih menyesuaikan diri dan ingin lebih berhemat dalam menggunakan BBM," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement