REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Pascapengumuman kenaikan harga BBM bersubsidi, sopir dan kernet angkutan kota (angkot) di Kota Bandar Lampung menaikkan tarif angkot secara sepihak.
Kenaikan tarif tersebut mencapai 50 persen dari tarif semula yang Rp 2.000 menjadi Rp 3.000. Kenaikan ongkos tak resmi ini memberatkan masyarakat.
Alfi, warga Kemiling, mengaku terkejut saat diminta ongkos Rp 3.000 oleh sopir angkot ketika pergi ke pasar. "Sopirnya bilang ongkos sudah naik karena BBM naik semalam (Jumat, 21 Juni)," kata Alfi menirukan ucapan sopir angkot trayek Kemiling-Tanjungkarang.
Ia mengatakan, angkot di Bandar Lampung sudah memasang tarif di dalam mobil dengan tarif baru jauh-dekat. Menurutnya, kenaikan ongkos angkot sebesar 50 persen sangat memberatkan masyarakat.
Umi Fat, pengguna angkot lainnya, merasakan kenaikan ongkos angkot mengurangi penghasilan rumah tangganya. "Paling tidak untuk bepergian ke pasar butuh Rp 10 ribu untuk ongkos saja," keluhnya.
Budi, sopir angkot di Bandar Lampung, menuturkan, kenaikan tarif dikarenakan harga BBM sudah naik. "Kami harus menyesuaikan dengan harga bensin Rp 6.500 per liter. Kalau tidak kami tidak dapat setoran," ujar bapak dua anak ini.
Selain itu, harga suku cadang mobil sekarang sudah naik duluan sebelum harga BBM naik pada Jumat (21/6) malam. Ia tidak bisa memberi alasan kenaikan ongkos tidak melalui pemerintah secara resmi. "Kalau nunggu pemerintah lama, sedangkan harga bensin sudah naik duluan," ujarnya berkilah.