Sabtu 22 Jun 2013 12:29 WIB

Pembagian BLSM di Surabaya Sepi

Rep: Andi Ikhbal/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Petugas PT Pos Indonesia melayani seorang warga  di Kantor Pos yang mengambil dana Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) sebesar Rp300 ribu untuk jangka dua bulan.
Foto: ANTARA FOTO
Petugas PT Pos Indonesia melayani seorang warga di Kantor Pos yang mengambil dana Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) sebesar Rp300 ribu untuk jangka dua bulan.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pembagian BLSM di Kantor Pos Kebonrojo, Tugu Pahlawan, Surabaya terpantau lenggang. Banyak warga yang tidak mendapat izin untuk mengambil jatah dana bantuan tersebut hari ini, Sabtu (22/6).

Pantauan Republika, puluhan kursi tunggu yang disediakan untuk mengantri, terlihat kosong. Petugas pelayanan yang berjaga juga nampak santai, tidak mengurus atau mendata warga.

Pembagian BLSM hari ini hanya dijatah bagi tiga kelurahan yaitu, Kemayoran, Perak Barat, dan Krembangan Selatan. Sebagian besar warga ditolak untuk mengambil uang tersebut.

"Karena mereka tidak sesuai prosedur," kata Arif, petugas pengecekan KTP dan KPS warga di depan pintu masuk ruang pembagian BLSM.

Menurutnya, ketidaksesuaian tersebut seperti, warga bukan berasal dari kelurahan tiga kelurahan yang dijadwal, tidak adanya kesamaan alamat antara KTP dan KSP. Dan terakhir, mereka yang mengambil BLSM mewakili nama orang lain.

Bagi yang hari ini tidak mengambil jatah BLSM, dia mengatakan, dapat kembali lagi hari Senin (24/6) dengan membawa surat keterangan kelurahan. Untuk hari ini, kata Arif, warga bisa mendatangi kantor pos hingga pukul 13.00, kecuali hari kerja, waktunya lebih panjang sampai pukul 14.00.

Hingga sekarang, sudah tercatat 170 orang yang telah mengambil BLSM di lokasi tersebut. "Jatah hari ini Rp 300 ribu, untuk dua bulan yaitu Juni dan Juli," ujarnya.

Seorang warga asal Jalan Pahlawan, Dahri (56) mengaku, tidak bisa mengambil uang lantaran KTP nya masih berlamat di Sampang, Madura. Dia mengatakan, hari Senin akan kembali lagi ke kantor pos dengan surat kelurahan yang menyatakan alamatnya berada saat ini.

Warga lainnya, Atun (52) menambahkan, dia bersama tetangganya tidak tahu menahu soal aturan pembagian BLSM. Dia mengeluhkan ketiadaan sosialisasi atas agenda penjadwalan kelurahan ataupun teknis pengambilan dana bantuan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement