Sabtu 22 Jun 2013 02:51 WIB

Mahasiswa Protes Kenaikan BBM Hingga Larut Malam

Sejumlah mahasiswa Universitas Indonesia Timur (UIT) Makassar melakukan renungan atas kenaikan harga BBM dengan membakar lilin di depan kampus UIT, Makassar, Sulsel, Jumat (21/6).
Foto: ANTARA FOTO
Sejumlah mahasiswa Universitas Indonesia Timur (UIT) Makassar melakukan renungan atas kenaikan harga BBM dengan membakar lilin di depan kampus UIT, Makassar, Sulsel, Jumat (21/6).

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR- Puluhan mahasiswa di Makassar, Sulawesi Selatan masih bertahan hingga Sabtu (22/6) dinihari, untuk menggelar aksi menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Pemerintah resmi mengumumkan kenaikan harga BBM pada Jumat (21/6) malam.

Dalam aksinya, mahasiswa kembali memblokir jalan di sepanjang Jl Urip Sumoharjo, dan membakar puluhan ban bekas, sejumlah lampu jalan pun dimatikan.

Saat melakukan aksi di depan Kampus 45 Makassar, para mahasiwa juga menahan mobil truk molen sambil berorasi di atas mobil tersebut. Kemudian di samping Kampus Universitas Muslim Indonesia, para mahasiwa membakar ban bekas dan kembali menahan mobil truk untuk digunakan memblokir jalan.

Batu serta pecahan kaca masih terlihat berhamburan di jalan yang sunyi dan lengang akibat lampu dipadamkan, dan suasana menjadi tegang.

"Kami menolak kebijakan menaikkan harga BBM bersubsidi yang diumumkan pemerintah malam ini, karena kami menilai bertentangan dengan konstitusi UUD 1945 Pasal 33, dan pastinya kenaikan itu akan berdampak ke semua sektor yang akan menyengsarakan rakyat terutama masyarakat kecil," kata Rian, Ketua Presidium Fakultas Ekonomi UMI.

Sebelumnya mahasiswa Universitas Hasanuddin Makassar juga menggelar aksi memblokir jalan selama empat jam di depan kampusnya Jl Perintis Kemerdekaan. Puluhan kendaraan tertahan dan harus merayap karena akses jalan protokol tersebut ditutup mahasiswa.

Para mahasiswa itu berjanji akan melakukan aksi besar-besaran pada Sabtu 22 Juni untuk menentang keputusan penetapan kenaikan harga BBM. "Kami akan melakukan aksi besar-besaran besok bila penetapan itu tidak ditarik kembali," kata Umar, salah satu mahasiwa Unhas.

Hingga Sabtu dinihari pukul 01.50 Wita, puluhan mahasiswa masih bertahan di depan Kampus 45 dan UMI Makassar, dengan membakar ban bekas sambil berorasi. Mereka terus menyuarakan penolakan atas keputusan pemerintah tersebut, dan meminta agar keputusan itu dianulir.

Tidak nampak polisi antihuru-hara yang biasanya berjaga-jaga dalam aksi mereka.

Sementara, sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Makassar sekitar pukul 01.00 Wita telah mengaktifkan harga eceran BBM bersubsidi dengan harga baru, yaitu bensin (premium) dari semula Rp4.500 per liter menjadi Rp6.500 per liter, dan solar dari Rp4.500 per liter menjadi Rp5.500 per liter.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement