Kamis 20 Jun 2013 22:46 WIB

Antisipasi Lonjakan Pembelian BBM, Pertamina Tambah Stok

Rep: S Bowo Pribadi / Red: Djibril Muhammad
Pembatasan BBM Bersubsidi. Angkutan peti kemas mengisi bahan bakar minyak (BBM) di SPBU
Foto: REPUBLIKA/WIHDAN
Pembatasan BBM Bersubsidi. Angkutan peti kemas mengisi bahan bakar minyak (BBM) di SPBU

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Pertamina terus meningkatkan tambahan stock BBM di wilayah Jawa Tengah dan DIY. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan konsumsi BBM jelang rencana kenaikkan harga BBM bersubsidi oleh Pemerintah.

External Relation Pertamina Pemasaran Jawa Tengah dan DIY, Heppy Wulansari menjelaskan pihaknya telah melakukan antisipasi dengan penambahan stok hingga 20 persen dari kebutuhan normal.

Dengan langkah ini masyarakat tidak perlu kuatir akan terjadi kelangkaan BBM jelang pengumuman harga BBM bersubsidi baru oleh pemerintah. "Kami menjamin jika terjadi lonjakan permintaan stok tetap ada," ujarnya, kamis (20/6).

Hingga saat ini, ia menjelaskan, konsumsi BBM subsidi di wilayah Jawa Tengah dan DIY telah mengalami peningkatan. Untuk BBM bersubsidi jenis premium rata-rata perhari mencapai 10.570 kilo liter (KL).

Jumlah ini meningkat 6,8 persen dari konsumsi normal sebesar 9.899 KL. Sedangkan untuk konsumsi BM bersubsidi jenis solar mencapai 5.810 KL atau meningkat 10,6 persen dari konsumsi normal 5.252 KL per hari.

Ia juga menambahkan, terkait dengan kemungkinan lonjakan konsumsi BBM bersubsidi ini, SPBU diminta selalu waspada dan berkoordinasi dengan aparat.

Khususnya dalam mengantisipasi pengamanan di SPBU jika sudah mulai ada antrian konsumen. Sebab peningkatan konsumsi ini juga membuat SPBU cepat kehabisan stok.

Sehingga Pertamina meminta kepada seluruh Pengusaha SPBU untuk meningkatkan ketersediaan Delivery Order (DO). "Sehingga begitu BBM habis, bisa dijadwalkan pengiriman kembali," ia melanjutkan.

Saat ini, terdapat 707 SPBU Pertamina yang tersebar di wilayah Jawa Tengah dan DIY. Untuk memenuhi peningkatan konsumsi, Terminal BBM beroperasi selama 24 jam.

Sehingga jika SPBU kehabisan stok, pihaknya bisa segera melakukan pengiriman, kapan pun dibutuhkan. Sedangkan untuk mengantisipasi penimbunan BBM yang berpotensi muncul, Pertamina terus meningkatkan koordinasi dengan aparat.

Selain itu juga menegaskan kembali kepada SPBU untuk tertib dalam pelayanan pembelian dalam jerigen di SPBU. Sebab SPBU hanya diijinkan melayani pembelian BBM subsidi dengan jerigen dari UKM yang mendapat rekomendasidari SKPD saja.

Jika melayani pembelian dengan jerigen tanpa rekomendasi, SPBU akan diberi skorsing. Sebaliknya, masyarakat juga diimbau untuk tidak melakukan penimbunan.

"Karena BBM merupakan barang yang mudah terbakar sehingga dapat membahayakan diri, keluarga dan lingkungan sekitar jika terjadi kebakaran," katanya menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement