REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Jawa Tengah terpilih Ganjar Pranowo mengatakan, masyarakat di daerahnya trauma dengan pemberian BLT pada masa lalu. Makanya, dikhawatirkan akan terulang pada pemberian BLSM yang akan datang. Dulu pemberian BLT sering ricuh. "Makanya warga lebih memilih agar dana BLSM diberikan kepada desa untuk pembangunan infrastruktur," katanya, Rabu (19/6).
Menurut Ganjar, penggunaan dana BLSM untuk pembangunan infrastrukur desa jauh lebih bermanfaat ketimbang dibagikan langsung dalam bentuk uang kepada masyarakat. Apalagi, uang Rp 150 ribu tidak bisa mengatasi dampak kenaikan harga BBM berupa kenaikan harga-harga yang sifatnya permanen.
Uang sekecil itu, kata Ganjar, hanya bisa digunakan untuk menyambung hidup beberapa hari. Padahal dampak dari kebijakan kenaikan BBM itu berupa kenaikan harga-harga lainnya bersifat permanen. Jadi uang tersebut tidak akan bisa menanggung beban masyarakat.
Aparat desa yang bertugas membagikan BLT pun dianggap trauma dengan mekanisme pembagian BLT dulu. Kraena tidak jelas siapa yang mendapatkannya. Mereka malah menjadi sasaran fitnah dan kemarahan warga. "Lebih baik BLSM yang akan datang untuk membangun infrastruktur desa," ujarnya.