Selasa 18 Jun 2013 23:51 WIB

IPHI Orbitkan Djoko Santoso Jadi Capres

Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso
Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus dan anggota Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) yang tersebar di seluruh Indonesia sepakat mengorbitkan Panglima TNI periode 2007-2010, Jenderal TNI (Purn) Djoko Santoso, sebagai calon presiden 2014.

"Kalau organisasi lain mendorong kadernya sebagai Capres, IPHI juga berhak mengorbitkan dan mempromosikan putra terbaiknya sebagai Capres," kata Ketua Umum IPHI, Kurdi Mustofa di Jakarta, Selasa (18/6) malam.

Dalam struktur kepengurusan IPHI yang kini beranggota 4,7 juta orang, Djoko Santoso menjabat Ketua Dewan Pembina, sedangkan Ketua Dewan Penasihat dijabat mantan wapres, Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno.

Selain di IPHI, Djoko Santoso juga aktif selaku Ketua Dewan Pembina Forum Sekretaris Desa Seluruh Indonesia (Forsekdesi) dan Ketua Dewan Penasehat Pandu Tani (Patani) yang berpengaruh terhadap puluhan juta warga pedesaan di seluruh Tanah Air.

Pada 20 Mei 2013 ia juga mendeklarasikan Gerakan Indonesia ASA (Adil, Sejahtera, Aman) yang mengemban misi mempercepat terwujudnya kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang adil, sejahtera, dan aman.

Djoko dinilai layak menjadi capres karena mempunyai integritas serta memiliki prestasi dan 'track record' yang bagus semasa ia menjadi prajurit hingga Panglima TNI. Djoko pernah mendapat tugas dalam operasi Seroja di Timor Timur (sekarang Timor Leste) dan tugas itu dijalankannya dengan sangat baik.

Ia juga berhasil meredam konflik bernuansa SARA di Maluku dan Maluku Utara saat menjadi Pangdam XVI Pattimura serta berhasil memimpin misi kemanusiaan di Aceh pascatsunami.

Di kalangan aktivis hak asasi manusia, kata Kurdi, Djoko Santoso juga praktis tidak tercela. Djoko diyakini tidak terkait dengan masalah-masalah pelanggaran hak asasi manusia serta tidak mempunyai kaitan dengan masalah bisnis, perusahaan, dan yayasan TNI yang pernah banyak dipersoalkan.

Kiprah alumni Akademi Militer (1975) ini sebelumnya tidak banyak terdengar publik karena penugasannya yang lebih banyak berhubungan dengan masalah intelijen yang memang dituntut untuk berkarakter pendiam dan jarang sekali diekspos.

sumber : Antara

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement