REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Polusi udara di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) cenderung meningkat. Kepala Bappeda Provinsi DIY, Tavip Agus Rayanto, mengatakan sektor energi menjadi penyumbang terbesar dalam penghasil emisi yang menyebabkan pemanasan global semakin meningkat.
"Dari total emisi gas rumah kaca di DIY yang sebesar 2.228,132 Gg CO2, sektor energi yang menyumbang terbanyak, yakni 1.546 Gg/ Tahun," katanya.
Sektor energi tersebut terdiri dari emisi konsumsi energi listrik sebesar 1.311,54 Gg/ Tahun, emisi transportasi sebesar 231,86 Gg/ Tahun, dan emisi industri sebesar 2,59 Gg/ Tahun.
Namun, menurut Tavip, saat ini Pemerintah Provinsi DIY sedang memprioritaskan penanganan pada sektor transportasi. "Meskipun energi listrik yang paling dominan, tapi tidak memberikan dampak di DIY, melainkan pada wilayah yang memiliki pembangkit listrik Jawa-Bali-dan Madura. DIY hanya mengkonsumsi saja," katanya.
Tavip mengatakan pada sektor transportasi, pertumbuhan sepeda motor di DIY mencapai 10 ribu per bulan pada 2013. Akibatnya kemacetan karena beban lalu lintas pada jalan terjadi dan dapat memicu pemanasan global.
Untuk itu, Pemerintah Provinsi DIY menargetkan akan menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 3,62 persen atau sebesar 80,75 Gg CO2 pada 2013.
"Penurunan gas rumah kaca itu dilakukan dengan me-review- kelemahan produk RAD-gas rumah kaca, mengintegrasikan RAD - gas rumah kaca dalam kebijakan perencanaan pembangunan," katanya.