REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Rencana pemerintah pusat untuk memberikan bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) sebagai kompensasi dikuranginya subsidi bahan bakar minyak (BBM) mendapatkan tanggapan beragam. Beberapa kalangan menganggap bantuan tersebut bahkan kurang tepat jika diberikan secara tunai kepada masyarakat.
Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo menganggap, bantuan berupa BLSM justru tidak mendidik masyarakat karena akan mengakibatkan ketergantungan. Memberikan batuan untuk mengembangkan usaha kecil, produktif, dan rumah tangga dianggap lebih bisa membantu masyarakat untuk lebih berkembang.
"Mending diberikan bantuan untuk usaha-usaha produktif yang ada di rakyat. Jadi, efeknya akan lebih bagus, tidak diberikan dalam bentuk BLSM seperti ini. Diberikan uang, memberikan cash sehinga memberikan pendidikan yang tidak baik untuk masyarakat," ujar Jokowi, di Balaikota DKI Jakarta, seperti dilansir situs beritajakarta.
Dikatakan Jokowi, ketidaksetujuannya atas bantuan seperti BLSM ini sudah diungkapkannya sejak lama. Kendati demikian, dirinya tidak bisa memastikan bantuan tersebut tepat sasaran atau tidak. "Saya dari dulu tidak senang bantuan tunai, mau BLT (Bantuan Langsung Tunai) atau BLSM ini juga," ucapnya.
Khusus untuk warga ibu kota, sambugnya, telah diberikan jaminan pendidikan dan kesehatan melalui program Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan Kartu Jakarta Sehat (KJS). Ia menganggap bantuan tersebut juga lebih dirasakan langsung oleh masyarakat.