REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Semalam, ribuan mahasiswa dan buruh menolak meninggalkan gedung DPR RI yang didudukinya sejak tadi pagi dalam rangka menolak kenaikan harga BBM.
Aparat kepolisian yang sudah kehilangan kesabaran menyerang mahasiswa dan buruh dengan dua kali tembakan gas air mata secara beruntun, Senin malam (17/6).
Sebelumnya, aparat kepolisian juga beberapa kali menyiramkan air dari water canon ke mahasiswa dan buruh untuk mengusir mereka.
Sementara itu anjing-anjing pelacak kepolisian yang berjaga di depan gedung DPR menyalak bersahut-sahutan menambah suasana mencekam. Suara tembakan gas air mata juga berkali-kali berdentum.
Tak kuasa menahan perihnya gas air mata, mahasiswa dan buruh terdesak mundur ke arah Senayan dari Gedung DPR RI. Polisi terus melakukan penyerangan untuk memukul mundur para demonstran hingga saat ini.
Sebelumnya, para demonstran sempat melempar petasan dan bom molotov ke DPR. Namun aksi mereka bisa dihentikan dengan segera oleh aparat kepolisian.
Ketua Komisi III DPR RI Gede Pasek mengimbau aparat keamanan untuk tidak menggunakan kekerasan terhadap para demonstran yang menolak kenaikan harga BBM. Namun rupanya aparat keamanan tidak mempedulikan imbauan itu.