REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Kepolisian RI (Kapolri) Timur Pradopo menyayangkan adanya wartawan di Jambi yang terkena selongsong gas air mata dan seorang wartawan media Ternate yang terkena peluru nyasar dalam penanganan demonstrasi penolakan kenaikan harga BBM.
"Kita menyayangkan kalau memang ada seperti itu. Nanti kita lihat permasalahannya seperti apa, tapi yang jelas tidak ada kesengajaan itu pasti," katanya di Kompleks Istana Kepreisdenan, Jakarta, Senin.
Seperti diberitakan, wartawan Trans7 di Jambi, Nugroho Kusumawan terkena serpihan selongsong peluru gas air mata di bawah matanya saat meliput demonstrasi penolakan kenaikan harga BBM bersubsidi.
Sedangkan wartawan sebuah harian lokal Mata Publik Aroby Kilerley terkena tembakan peluru karet di bagian paha saat meliput aksi demo anti BBM di Ternate.
Ia menambahkan, pihak aparat kepolisian tentunya akan melakukan pemeriksaan terhadap hal ini.
"Sekarang Kapolda sudah ada di sana, tentunya langkah berikutnya adalah penyelidikan," katanya.
Ia menegaskan bahwa langkah-langkah penanganan demonstrasi harus sesuai dengan prosedur dan dikelola dengan langkah-langkah persuasif.
"Dan itu yang akan kita lakukan," katanya.