Senin 17 Jun 2013 20:32 WIB

Polri: Tembakan dengan Peluru Karet Demi Kendalikan Massa

Rep: Gilang Akbar Prambadi/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Massa buruh menggelar aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di depan Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (17/6).   (Republika/Adhi Wicaksono)
Massa buruh menggelar aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di depan Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (17/6). (Republika/Adhi Wicaksono)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Mabes Polri mengklaim segala bentuk pengamanan unjuk rasa di seluruh tempat sudah sesuai dengan prosedur tetap (Protap).  Mabes juga menyatakan personel yang mengambil tindakan kepada para demonstran dengan penembakan, tidak menggunakan peluru tajam.

 

“Anggota di lapangan melakukan pengamanan dengan tembakan gas air mata dan perluru karet,” ujar Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes Agus Rianto Senin (17/6).

 

Dia menjelaskan a penembakan polisi di lokasi demonstrasi memiliki demi mengendalikan masa. "Guna menjaga situasi ketertiban tetap dalam koridor keamanan, penembakan terpaksa dilakukan," ujarnya.

 

“Itu (penembakan) juga diarahkan ke bagian tubuh yang tidak vital seperti tangan dan kaki, pada intinya petugas hendak menjaga situasi tetap aman terkendali,” ujar dia.

 

Sementara itu, hingga titik terakhir dalam tulisan ini dibubuhkan, bentrokan masif pun tengah terjadi di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Diketahui, sejumlah mahasiswa yang sedang berunjuk rasa awalnya menjalankan aksi dengan damai sejak pagi hari.

 

Hingga memasuki penghujung sore, sejumlah mahasiswa melemparkan batu dan bom molotov ke  rah petugas yang mengamankan jalannya aksi massa. Seketika perbuatan para mahasiswa ini dibalas oleh polisi.

Belum diketahui berapa jumlah korban dari bentrokan tersebut. Kepolisian setempat yang dihubungi masih belum memberikan tanggapan resminya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement