Ahad 16 Jun 2013 13:51 WIB

Suryadharma Ajak, NU dan Muhammadiyah Pulang ke Rumah Besar

Rep: Amri Amrullah/ Red: Djibril Muhammad
Ketum PPP Suryardharma Ali
Foto: antara
Ketum PPP Suryardharma Ali

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM - Jelang pemilu 2014 mendatang,  partai peserta pemilu terus berupaya menambah perolehan suara.

Salah satu cara dilakukan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Suryadharma Ali yang kembali mengajak warga Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Persatuan Islam dan organisasi keagamaan Islam lain untuk kembali ke rumah besar-PPP.

Hal itu disampaikan Suryadharma dalam kunjungan politiknya ke Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB),  Ahad (16/6).

"Ayo bersama tokoh dan Ulama serta simpatisan NU, Muhammadiyah dan Persis yang dulu pernah ikut membesarkan PPP dan keluar menjadi pengurus partai lain, kembali ke rumah besar (kabah) PPP," ujar Suryadharma di hadapan para Tuan Guru (Ulama) di Lombok Tengah di Pondok Pesantren Manhalul Ma'arif, Kecamatan Praya Barat, Desa Darek, Kabupaten Lombok Tengah NTB.

Suryadharma mengatakan, setelah momentum reformasi, para tokoh dan Ulama dari NU, Muhammadiyah dan Persis banyak yang keluar dari PPP. Masing-masing mereka mendirikan partai yang juga berasaskan Islam. Namun dengan seiringnya waktu, saat ini partai-partai itu tidak masuk dalam parlemen. Bahkan beberapa kali sudah tidak aktif lagi keikutsertaan mereka dalam pemilu.

Oleh sebab itu, kata dia, disaat partai-partai itu sudah tidak terdaftar lagi sebagai peserta pemilu 2014 mendayang. Sudah saatnya para tokoh dan Ulama NU, Muhammadiyah, Persis dan ormas Islam lainnya, yang dulu sempat keluar dari PPP kembali ke rumah besar.

"Kita ingin umat Islam bersatu lagi dalam satu naungan seperti jaman dahulu, walaupun ada perbedaan pemahaman tetapi tetap satu dalam kiprah politik," katanya menjelaskan.

Keinginan ini disambut Pemilik Pondok Pesantren Manhalul Ma'arif, Tuan Guru Ma'arif Makmun. Tuan Guru Ma'arif mengakui dirinya merupakan salah satu pengembang PPP di Lombok Tengah pada masa Orde Baru lalu.

Akan tetapi, sejak masuknya era reformasi, ia memutuskan keluar dari PPP dan bergabung mengembangkan PKNU di Lombok Tengah.

Dengan tidak berkiprah lagi PKNU di pemilu 2014, Tuan Guru Ma'arif mengakui rindu kembali membesarkan PPP seperti rumah besar umat Islam seperti dahulu. Walaupun ia menyadari, saat ini PPP semakin jauh pendukungnya dari partai lain sejamannya.

"Karena itulah penting bagi saya untuk mengajak tokoh dan ulama kembali membesarkan rumah yang dulu pernah menjadi tempat naungan politik umat Islam," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement