REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia butuh 4,8 juta kantung darah setiap tahun, namun stok donor darah yang terkumpul hanya mencapai angka tiga juta kantung.
"Kita butuh 4,8 juta kantung darah yang aman, maksudnya darah yang tidak mengandung penyakit. Sebenarnya banyak yang menyumbang, tapi tidak semuanya aman (bebas penyakit)," kata anggota Palang Merah Indonesia (PMI) Farid Husain dalam acara donor darah A Drop For Hopes di Jakarta, Jumat (14/6).
Dia menyebutkan, DKI Jakarta merupakan daerah donor darah terbesar di Indonesia. Namun, Jakarta juga tempat yang paling banyak membutuhkan kantung darah.
"Jawa Timur juga banyak produksi donor darah, tapi pemakaiannya tidak banyak. Maka banyak kami kirim darah dari sana ke daerah lain," ujar Farid yang mengatakan untuk menjadi pendonor darah itu syaratnya mudah, yakni yang penting sehat.
Dia juga menegaskan PMI tidak menjual darah. Biaya yang dikenakan untuk setiap kantung darah tidak lain merupakan biaya pengganti pengelolaan darah. Untuk setiap kantung darah, biaya yang dikenakan adalah Rp 285 ribu.