REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Niat baik Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta melakukan renovasi pasar tradisional di kota itu tak selalu disambut baik penghuni pasar sendiri. Salah satunya, pedagang dan juru parkir Pasar Kranggan Yogyakarta.
Puluhan pedagang dan juru parkir pasar tersebut justru menggelar aksi demonstrasi menolak rencana renovasi terhadap pasar tersebut, Jumat (14/6). Mereka menolak rencana Pemkot tersebut karena risau dengan keberlangsungan aktivitas mereka saat pasar itu direnovasi.
"Kami khawatir tempat relokasi sementara tidak menjamin dagangan kita laku," ujar Ketua Paguyuban Pasar Kranggan Yuniar.
Apalagi, kata dia, renovasi pasar yang menelan dana Rp 1,7 miliar tersebut akan dilakukan selama lima bulan. Padahal, kata dia, sebentar lagi menjelang ramadhan dan lebaran. Dimana beberapa pedagang justru panen pembeli. "Para juru parkir juga akan kehilangan mata pencaharian," katanya.
Oleh sebab itu, mereka menolak rencana renovasi pasar yang rencananya akan dilakukan 24 Juni mendatang. Aksi para pedagang dan juru parkir ini kata dia, akan terus dilakukan jika Pemkot Yogyakarta tidak menjamin adanya tempat relokasi yang layak.
Pihaknya kata Yuniar, sebenarnya mau di relokasi sementara saat pasar tersebut di renovasi. Namun kata dia, tempat relokasi ini harus menjanjikan sehingga keberlangsungan para pedagang akan terjamin. "Lima bulan ini bukan waktu yang singkat, apalagi mau ramadhan dan lebaran," katanya menegaskan.
Selain melakukan orasi, para pedagang pasar dan juru parkir ini juga membawa beberapa spanduk bertuliskan penolakan mereka terhadap rencana renovasi pasar.
Sekretaris Paguyuban Pedagang, Waljito mengatakan, Pemkot dalam hal ini Dinas Pengelolaan Pasar (Dinlopas) sebenarnya telah membangunkan lapak sementara bagi telokasi pedagang selama renovasi berlangsung. Namun lapak yang dibangun tak jauh dari pasar ini sangat tidak representatif.
"Selain hanya dibangun dari bambu, setiap pedagang hanya memperoleh tempat satu meter persegi saja," ujarnya.
Menurut dia, lapak tersebut tidak memberikan jaminan keamanan barang milik pedagang. Baik keamanan dari pencurian maupun saat cuaca atau turun hujan. Disamping itu, lapak yang sudah dibangun kali ini juga tidak mampu menampung 270 pedagang yang akan direlokasi.
Dikatakan dia, di Pasar Kranggan setiap pedagang menempati lahan tiga meter persegi dengan sekat yang jelas. Namun di lapak tersebut hanya satu meter persegi tanpa sekat.
"Makanya, selama proses relokasi ini kami minta agar tidak dipungut retribusi. Bukan kami menolak renovasi pasar, tetapi seharusnya ada dispensasi bagi kami. Namun jika tak ada dispensasi para pedagang siap terus melakukan aksi," bebernya.