Kamis 13 Jun 2013 21:39 WIB

Petani Diminta Antisipasi Organisme Pengganggu Tanaman

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Djibril Muhammad
Petani menanam bibit di sawah. (Ilustrasi)
Foto: Antara/Yusran Uccang
Petani menanam bibit di sawah. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Hujan yang masih mengguyur wilayah DIY ini tentu saja akan berdampak kepada petani. Terutama bagi petani yang sudah mulai menanam palawija dan sayuran yang tidak membutuhkan banyak air. Karena sebetulnya pada Juni ini sudah masuk musim kemarau.

"Tetapi musim kemarau kali ini merupakan kemarau basah, karena hujan masih terus terjadi dan hampir setiap hari. Karena itu produksi palawija tidak akan optimal dan kemungkinan akan menurun karena terlalu banyak air," kata Kepala Dinas Pertanian DIY Sasongko saat dihuubungi Republika, Kamis (13/6).

Menurut dia, pihaknya sedang mengumpulkan data berapa banyak yang menanam palawija dan yang beralih ke padi dan berapa banyak yang terganggu akibat hujan terus menerus.

"Kemarin kami baru melakukan pertemuan dengan kepala dinas pertanian kabupaten/kota se DIY .

Sekarang kami sedang mengumpulkan data. Hasilnya baru bisa diketahui besok Senin (red, 17/6)," kata Sasongko.

Dengan adanya musim kemarau basah ini, Sasongko mengaku sudah memberitahukan kepada petani untuk jangan memaksakan menanam tanaman yang tidak membutuhkan banyak air. 

Di samping itu, bagi petani yang sudah menanam palawija dan sayuran diajak untuk membuat saluran pembuangan air supaya air hujan tidak menggenangi tanaman.

Petani yang menanam Palawija pada Mei, kemungkinan pada Agustus sudah panen. Sehingga nantinya setelah berhenti sebentar, tanahnya diolah, langsung bisa menanam padi, kata dia.

Lebih lanjut Sasongko mengatakan untuk mengantisipasi dampak kemarau basah yang menimpa petani, sampai saat ini Dinas Pertanian DIY secara jumlah belum membantu.

"Namun kami membantu di bidang teknologi yakni mengajak petani untuk membuat saluran air, supaya tanaman tidak tergenang air. Di samping itu petani juga diminta untuk melakukan antisipasi terhadap organisme pengganggu tanaman dengan meningkatkan pengamatan terhadap OPT. Apabila ada tanaman yang mulai terserang hama , segera  bisa dilakukan penyemprotan secara dini," tuturnya.

"Kami sudah menyediakan pestisida  yang cukup untuk seluruh kabupaten di DIY. Apabila ada OPT bisa segera disemprot dengan pestisida. Sehingga serangannya tidak sampai meluas," kata Sasongko menambahkan.

Dikatakan dia, musim seperti sekarang ini yakni udara yang panas dengan kelembaban tinggi disenangi OPT, sehingga bisa berkembangbiak dengan cepat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement