Kamis 13 Jun 2013 14:24 WIB

Pasokan Gas Dalam Negeri Terkendala Infrastruktur

 Petugas mengisi bahan bakar gas (BBG) pada bus Trans Jakarta di Stasiun Pengisian BBG (SPBBG) di Mampang Prapatan, Jakarta, Kamis (16/5).  (Republika/Aditya Pradana Putra)
Petugas mengisi bahan bakar gas (BBG) pada bus Trans Jakarta di Stasiun Pengisian BBG (SPBBG) di Mampang Prapatan, Jakarta, Kamis (16/5). (Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Satuan Kerja Khusus (SKK) Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi mengungkapkan, pasokan gas ke domestik menjadi kurang maksimal karena terkendala infrastruktur yang terbatas.

Sekretaris SKK Migas Gde Pradnyana di Jakarta, Kamis mengatakan, sebenarnya pemanfaatan gas untuk domestik bisa lebih banyak lagi dari tingkat yang ada sekarang ini. "Tapi, menjadi tidak maksimal karena keterbatasan infrastruktur terutama pipa dan penampung gasnya," katanya.

Menurut dia, alokasi gas ke domestik dari tahun ke tahun terus meningkat. Sejak tahun 2003, penyaluran gas ke domestik telah meningkat lebih dari 250 persen. Pada 2003, penyaluran gas ke domestik baru 1.480 BBTUD, namun di 2012 sudah 3.550 BBTUD.

Sementara, pasokan ekspor pada 2003 tercatat 4.397 BBTUD dan 2012 turun menjadi 3.692 BBTUD. "Bahkan, pada tahun depan volume ke domestik diperkirakan lebih besar dibandingkan alokasi untuk ekspor," katanya.

Pada 2014, konsumsi domestik diperkirakan 4.560 BBTUD atau mengalahkan ekspor yang 3.850 BBTUD. "Kalau ada infrastrukturnya, maka sebenarnya konsumsi ke domestik yang sudah bagus itu akan menjadi lebih maksimal lagi," katanya.

Dari Laporan Keuangan PT PGN Tbk Tahun 2012 terlihat selama kurun waktu dua tahun (2010-2012), panjang jaringan pipa gas hanya bertambah 2 km yakni dari 5.910 km menjadi 5.912 km.

Panjang pipa tersebut berasal dari distribusi 3.785 km dan transmisi 2.125 km pada 2010 menjadi distribusi 3.865 km dan transmisi 2.047 km pada 2012.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement