Kamis 13 Jun 2013 12:24 WIB

Satu TKW Meninggal Setelah Kelelahan Antre di KJRI Jeddah

 Kantor KJRI yang dibakar oleh sekelompok orang di Jeddah, Arab Saudi, Ahad (9/6).
Foto: youtube
Kantor KJRI yang dibakar oleh sekelompok orang di Jeddah, Arab Saudi, Ahad (9/6).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM- Qoriah Binti Ahmad Irfan (45), Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), meninggal dunia setelah kelelahan antre di loket KJRI Jedah, Arab Saudi, terkait pengurusan surat keluar dari Arab Saudi hendak kembali ke kampung halamannya.

"Jadi, Qoriah bukan meninggal dunia saat mencuat kerusuhan di KJRI Jedah, tetapi di rumah sakit setelah kelelahan antre di loket KJRI Jedah," kata Kepala Bidang Penempatan dan Perluasan Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi NTB H Zainal, di Mataram, Kamis (13/6)

Pada Ahad (9/6) sore timbul kerusuhan di KJRI Jeddah akibat lambannya pelayanan pengurusan surat terkait kebijakan pemutihan atau amnesti yang diberikan oleh pemerintah Arab Saudi bagi warga negara asing yang "overstayer" atau kabur dari majikannya.

Kebijakan pemutihan ini diberikan pemerintah Arab Saudi sejak 11 Mei hingga 3 Juli 2013. KJRI Jeddah hanya membuka 12 unit loket, dan petugas yang melayani hanya 200 orang, dan KJRI hanya memberikan pelayanan pada hari Rabu.

Padahal banyak TKI "overstayer" yang sebetulnya ingin pulang ke tanah air mencapai ratusan ribu orang, sementara KJRI hanya sanggup memulangkan 200 orang TKI per minggu.

Dengan demikian, cukup banyak TKI yang membutuhkan dokumen perjalanan laksana paspor yang hanya diterbitkan di KJRI Jedah, dan dokumen untuk keluar dari negara itu menuju kampung halamannya di Indonesia, sehingga terjadi antrean panjang dan terjadilah kerusuhan.

Zainal mengatakan, Qoriah sempat ikut antre di loket KJRI Jedah saat kerusuhan mencuat, namun ia tidak berhasil mendapatkan dokumennya saat itu, sehingga kembali lagi antre keesokan harinya.

"Tapi karena kondisi kesehatannya memburuk, ia dibawa ke rumah sakit dan meminta bantuan adiknya untuk antre mengurus dokumen 'exit' dari Arab Saudi. Qoriah pun meninggal dalam perawatan di rumah sakit itu pada Senin (10/6)," ujarnya.

Kondisi cuaca saat itu, dilaporkan mencapai 45 derajat Celsius, sehingga ikut mempengaruhi memburuknya kondisi kesehatan TKW asal Bun Sumpak, Desa Puyung, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah, NTB itu.

Semula, suami dan anak-anaknya TKW asal NTB itu menghendaki jenazah Qoriah dipulangkan ke kampung halamannya, namun akhirnya sanak keluarga merelakan dikuburkan di Jedah, setelah mendengar penjelasan bahwa untuk proses pemulangannya dibutuhkan waktu sedikitnya satu bulan.

Qoriah cukup lama bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Jedah, Arab Saudi, dan sempat beberapa kali pulang untuk memperpanjang Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri (KTKLN) untuk jangka waktu dua tahun.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement