Rabu 12 Jun 2013 18:36 WIB

Presiden SBY: Naikkan Harga BBM Opsi Terakhir

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan keterangan pers sebelum berangkat menuju ke Jerman dari Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta, Ahad (3/3).
Foto: Aditya Pradana Putra/Republika
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan keterangan pers sebelum berangkat menuju ke Jerman dari Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta, Ahad (3/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden SBY menyatakan, kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi, bukanlah opsi utama yang dipilih pemeritah dalam menghadapi masa-masa sulit tersebut.

Opsi tersebut merupakan pilihan terakhir setelah tidak ada opsi lain yang dapat digunakan untuk menyehatkan dan menyelamatkan perekonomian. Pemerintah, menurut Presiden, tidak menyukai opsi yang sulit tersebut karena dampaknya langsung akan terasa terhadap masyarakat. Namun, tidak ada pilihan lain yang harus diambil.

"Saudara-saudara sebenarnya sudah berulang kali kenapa subsidi harus kita kurangi dan BBM kita naikkan. Tahun 2011 sudah ada dorongan agar saya menaikkan harga BBM, karena harga minyak mentah terus meningkat di dunia termasuk di Indonesia, saya katakan waktu itu, kalau ada cara lain, kita pilih cara lain," kata Presiden di kantornya, Jakarta, Rabu (12/6).

Saat ini, kenaikan harga BBM bersubsidi tersebut sangat dibutuhkan agar fiskal menjadi lebih sehat, dan defisit tidak membengkak melewati tiga persen, sehingga melanggar undang-undang.

"Semua tahu DPR dalam posisi tidak bisa menolak, karena itu kewenangan pemerintah, dan ini jalan terakhir yang terpaksa yang harus kita jalankan untuk perekonomian kita," kata Presiden menandaskan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement