Rabu 12 Jun 2013 18:08 WIB

17 Sungai di Kota Sukabumi Tercemar Bakteri E Coli

Lambang Kota Sukabumi
Foto: westjavainvest.com
Lambang Kota Sukabumi

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Hasil penelitian dan analisa yang dilakukan Kantor Lingkungan Hidup Kota Sukabumi menunjukkan seluruh air sungai di Kota Sukabumi tercemar bakteri Escherichia coli.

"Di Kota Sukabumi ada 17 aliran sungai dan seluruhnya sudah tercemar bakteri tersebut, bahkan dari hitungan baku mutu kualitas air sungai yang ambang batasnya 2 ribu/100 ml air sungai, tingkat pencemarannya sudah di atas ambang batas tersebut," kata Analis Laboratorium KLH Kota Sukabumi Agus Supanji kepada Antara, Rabu.

Menurut Agus, dari hasil penelitian yang dilakukan oleh pihaknya ambang batas tercemar air sungai paling rendah hanya 8.400/100 ml yakni Sungai Cisaray dan yang paling tercemar yakni Sungai Citamiang yang mencapai 204.500/100 ml.

Dari hasil penelitian tersebut, seluruh air sungai yang mengalir di Kota Sukabumi tidak layak digunakan langsung untuk kepentingan rumah tangga apalagi sampai dikonsumsi karena bisa membahayakan kesehatan bagi manusia.

"Dari hasil penelitian kami, ternyata air sungai tersebut sudah mulai tercemar dari hulunya yang berada di wilayah Kabupaten Sukabumi, terlebih air tersebut tambah tercemar karena banyaknya limbah industri rumah tangga yang dibuang langsung ke sungai seperti industri pembuatan tahu dan tempe di Kecamatan Citamiang," tambahnya.

Sementara Kepala Seksi Konservasi Sumberdaya Alam KLH Kota Sukabumi Darmawan mengatakan untuk mengurangi tingkat pencemaran lingkungan khususnya sungai pihaknya terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan industri rumah tangga agar tidak membuang limbahnya langsung ke sungai.

Namun, untuk saat ini tingkat sedimentasi atau pengendapan di aliran sungai masih bisa dikatakan normal. Tetapi, jika limbah tersebut langsung dibuang ke sungai dampak lainnya yang bisa langsung menyerang khususnya ke warga yang tinggal di aliran sungai seperti tingkat penyebaran penyakit yang cepat.

"Selain mencemari sungai limbah juga bisa menyebabkan bencana alam seperti banjir, maka dari itu sosialisasi dan aturan untuk buang sampah pada tempatnya dan sesuai waktu harus dilakukan sejak sekarang jangan sampai tingkat pencemaran air sungai lebih parah lagi," kata Darmawan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement