REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembelian sekolah swasta yang hampir bangkrut di DKI Jakarta merupakan solusi untuk menyelematkan warga sekolah yang ada di dua sekolah tersebut. Pemprov berusaha untuk membelinya agar siswa tidak putus sekolah begitu juga dengan staf pengajarnya.
Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta, Dwi Rio Sambodo mengatakan kalau sekolah bangkrut dibiarkan maka dikhawatirkan siswa tersebut akan putus sekolah. "Kalau ditutup maka siswa dipindahkan ke sekolah lain,"
ujarnya pada Republika, Rabu (12/6).
Pemindahan sekolah dapat mengganggu aktifitas belajar mengajar. Karena jumlah siswa yang bertambah di sekolah pindahan. Penyampaian mata pelajaran pun tidak efektif. Begitu juga dengan pengajar nantinya akan kehilangan pekerjaan karena sekolah ditutup.
Namun untuk membeli sekolah tersebut memang harus memenuhi prosedur administrasi. Sehingga membutuhkan waktu yang lama.
Dua sekolah tersebut dapat terus berjalan dengan mengandalkan program Kartu Jakarta Pintar dan dana Bantuan Operasional Pendidikan (BOP). Setiap sekolah baik negeri dan swasta diberikan anggaran yang sama.
Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taufik Yudi Mulyanto pun membenarkan bahwa sekolah swasta memang mendapatkan bantuan BOP. Sekolah Menengah Atas mendapatkan bantuan sebesar Rp 400 per bulan per anak.
Namun memang sekolah tidak sepenuhnya dapat mengandalkan anggaran BOP saja. Sebagai sekolah swasta sudah sewajarnya menggunakan dana yang juga berasal dari masyarakat. Ratna Ajeng Tejomukti