REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) menilai kepergian Tantowi Yahya dan lima WNI ke negara Zionis Israel harus diselidiki dan ditindaklanjuti di ranah penyidikan. Lantaran dianggap bertentangan dengan arah politik negara Indonesia.
"Mereka telah melakukan pengkhianatan terhadap bangsa dan negara Indonesia. Apalagi, kepergiannya tidak mendapat restu dari Golkar dan DPR RI. Alasan mereka mau mencari penyeimbang atas data dari Palestina hanya kelit lidah belaka," kata Wasekjen MUI Tengku Zulkarnaen, Rabu (12/6).
Tengku pun meminta, Badan Intelijen Negara (BIN) dan instansi terkait memeriksa mereka semua. Sikap politik negara, ujarnya, sudah jelas. Dalam Pembukaan UUD 45 dinyatakan segala bentuk penjajahan harus dienyahkan dari muka bumi.
"Kita selama ini adalah pendukung negara Palestina merdeka dan paling berpengaruh di dunia. Golkar pun mesti menindak tegas anggotanya yang tidak sejalan dengan politik negara," cetus Tengku.
Bila hal ini dibiarkan, dia khawatir akan banyak lagi muka baru anak bangsa yang enteng saja melakukan pengkhianatan di masa mendatang.
"Indonesia tidak mengakui adanya negara Israel, sebaliknya mengakui negara Palestina. Berarti Israel di mata Indonesia adalah negara penjajah," cecar Tengku lagi.