Selasa 11 Jun 2013 18:11 WIB

Nelayan Mayoritas Hidup di Bawah Garis Kemiskinan

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Dewi Mardiani
Nelayan Indonesia
Nelayan Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, SUBANG -- Wakil Gubernur Jawa Barat (Jabar), Dede Macan Yusuf Effendi, mengatakan mayoritas nelayan yang ada di wilayah ini hidup di bawah garis kemiskinan. Padahal, potensi mereka untuk terbebas dari kemiskinan sangat besar. Namun, potensi itu belum tergali, karena tidak ditunjang daya dukung dari pemerintah.

"Banyak hal yang bisa pemerintah lakukan, untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan," ujar Dede, saat melakukan kunjungan kerja ke tempat pelelangan ikan (TPI) Mina Fajar Sidik, Blanakan, Selasa (11/6). Menurutnya, contoh dukungan pemerintah adalah bantuan permodalan untuk perahu dan mesinnya, termasuk penyediaan bahan bakar terjangkau.

Kebijakan pemerintah saat ini, kata dia, belum mengarah ke sana. Salah satunya, di Kecamatan Blanakan ini, perputaran uang dari sektor kelautan saja mencapai Rp 1 miliar per hari. Akan tetapi, realitasnya akses jalan menuju perkampungan nelayan ini sangat buruk.

Seharusnya, sebagai wilayah yang kaya akan potensi alamnya, infrastrukturnya harus lebih baik di banding wilayah lain. Selain itu, masyarakatnya juga harus berada di atas garis kemiskinan. Namun, pada kenyataannya banyak nelayan di Subang ini yang masuk dalam kategori miskin.

 

Dede menjelaskan, asumsinya jika infrastruktur jalan ini bagus, maka posisi tawar nelayan akan lebih tinggi. Dengan kata lain, hasil tangkapan mereka akan dilirik dengan harga tinggi. Akan tetapi, karena jalan menuju TPI-nya saja jelek, maka hasil tangkapan nelayan ini harganya murah.

Bahkan, lanjut Dede, APBD provinsi saja tidak bisa mengatasi masalah yang mendera nelayan. Padahal, APBD provinsi ini nilainya sangat besar. Namun, sampai saat ini pengelolaan keuangan provinsi itu tidak bisa fokus. Sehingga, pembangunannya belum ada peningkatan yang signifikan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement