REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom pada Fakultas Ekonomi Sultan Ageng Tirtayasa Serang, Banten, Dahnil Anzar Simanjuntak menilai argumentasi kenaikan BBM yang disebarkan pemerintah melalui televisi terkesan lebay.
''Saya setuju dengan rencana kenaikan harga BBM karena alasan rasional pengendalian konsumsi dan menjaga ekonomi masa depan. Tetapi argumentasi penaikan BBM yang disebarkan pemerintah melalui iklan di media massa justru terkesan lebay,'' ujar Dahnil, Selasa (11/6).
Menurut dia, iklan tersebut mengatasnamakan kemampuan pemerintah menggeser dana subsidi BBM untuk kebutuhan yang lebih primer seperti rumah rakyat miskin dan hak-hak rakyat miskin lainnya, seolah selama ini APBN Indonesia sudah dikelola alokasinya pro rakyat miskin, dan bebas korupsi.
''Justru iklan-iklan seperti itu menunjukkan alasan kenaikan BBM menjadi sangat politis, bukan karena alasan ekonomi yang memang harusnya menjadi argumentasi fundamental terutama argumentasi pengendalian konsumsi BBM bagi masa depan energi Indonesia,'' tutur Dahnil.
Menurut dia, iklan tersebut justru tidak membantu memberikan pemahaman pentingnya pengendalian subsidi BBM dan energi, bagi ekonomi masa depan. "Tetapi, justru sekedar menjadi propoganda politik yang absurd.''