Selasa 11 Jun 2013 11:05 WIB

Nelayan Bantul Diminta Beli BBM ke SPBU

Nelayan mengangkat keranjang berisi ikan hasil tangkapan mereka. (ilustrasi).
Foto: Antara/Arief Priyono
Nelayan mengangkat keranjang berisi ikan hasil tangkapan mereka. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, merekomendasikan para nelayan di daerah itu membeli bahan bakar minyak bersubsidi di stasiun pengisian bahan bakar umum.

"Untuk BBM (bahan bakar minyak) nelayan, memang tidak ada stasiun khusus, jadi selama ini mereka kami rekomendasikan untuk membeli di SPBU di mana saja," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Bantul Edy Machmud, Selasa (11/6).

Menurut dia, meski begitu pihaknya membantah jika dikatakan Bantul tidak membutuhkan stasiun pengisian bahan bakar nelayan (SPBN). Hanya saja, selama ini tidak ada laporan nelayan kesulitan mendapatkan BBM untuk operasional perahu mereka. "Selama ini memang belum ada keluhan dari nelayan akibat kesulitan BBM, dan distribusi lancar, dinas setiap hari mengeluarkan surat rekomendasi untuk nelayan agar membeli di SPBU," katanya.

Diakui Edy, meski direkomendasikan ke semua SPBU di Bantul yang melayani pembelian dengan jerigen, namun para nelayan memilih SPBU yang terdekat dengan kawasan pesisir, seperti di Jalan Parangtritis Kretek, Sanden, dan Jalan Srandakan. "Oleh karena itu, ada kuota lebih di beberapa SPBU yang bisa melayani penjualan pakai jerigen, tidak hanya untuk nelayan, namun pelaku usaha perikanan. Kami harapkan nelayan bisa memanfaatkan sesuai peruntukkannya," tuturnya.

Sementara itu, Kasi Pengembangan Penangkapan dan Sarana Prasarana DKP Bantul Istriyani mengatakan rekomendasi pembelian BBM bersubsidi bagi nelayan dimaksudkan agar jangan sampai tidak kebagian di SPBU, sehingga tetap dapat mengoperasikan perahunya. "Selain memberi kemudahan nelayan untuk mendapatkan BBM bersubsidi, surat rekomendasi juga untuk mengendalikan konsumsi, karena setiap pembelian dibatasi maksimal 20 liter setiap trip atau pengambilan," ujarnya.

Menurut dia, sementara trip atau pengambilan yang direkomendasikan tiap bulan berbeda jumlahnya, tergantung musim nelayan, seperti musim paceklik hanya 10 trip, kemudian musim peralihan 15 trip, dan musim melimpah ikan sebanyak 20 trip. Oleh sebab itu, kata dia, saat musim paceklik nelayan tidak bisa terus-menerus membeli BBM bersubsidi, karena rekomendasi hanya prioritas operasional perahu, bukan untuk yang lain, misalnya kendaraan pribadi atau untuk dijual kembali.

Ia menyebutkan jumlah perahu nelayan yang tercatat di dinas sebanyak 112 perahu, yang tersebar di sepanjang pantai selatan Bantul. Masing-masing perahu umumnya dikemudikan dua nelayan.

"Nelayan bisa mendapat rekomendasi pembelian BBM bersubsidi dengan syarat mempunyai KTP Bantul yang dilengkapi data kepemilikan perahu. Sedangkan nelayan dari luar Bantul, yang sering beroperasi di pantai Bantul, tidak kami beri rekomendasi," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement