REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menyesalkan terjadinya perusakan fasilitas Konsulat Jenderal RI di Jeddah Arab Saudi oleh warga Indonesia yang tengah mengurus dokumen keimigrasian. Hal tersebut dinilai seharusnya tidak terjadi.
Staf khusus Presiden bidang hubungan internasional Teuku Faizasyah kepada wartawan di Kompleks Istana Presiden Jakarta, Senin, mengatakan KJRI dalam dua hari terakhir ini sebetulnya telah berupaya mengurus dokumen keimigrasian warga negara Indonesia yang berstatus "over stay" namun karena keterbatasan yang ada maka tidak bisa sekaligus terlayani semuanya.
"Dapat saya sampaikan, dua hari lalu sebenarnya ada sekitar 12 ribu WN atau TKI kita yang mengurus paspor atau surat perjalanan laksana paspor mereka di KJRI, KJRI sejauh ini bisa memfasilitasi sekitar 5.000 dokumen tersebut per harinya. Mengingat kondisi yang di luar kebiasaan tersebut, setelah diinfokan mereka tidak dapat melayani kita tidak dapat kembali keesokan harinya, ada tindakan tak terpuji yang dilakukan TKI di sana," kata Faizasyah.
Faizasyah mengatakan kebijakan pemutihan yang dilakukan oleh pemerintah Arab Saudi semestinya dapat disikapi dengan positif oleh warga negara Indonesia yang ada di Arab Saudi termasuk dengan menjaga agar tidak terjadi kekacauan.
"Kita menyesalkan tindakan tidak bertanggungjawab yang dilakukan sekelompok masyarakat kita di Arab Saudi, kita harus melihat kembali bahwa kebijakan pemutihan atau amnesti yang diberikan oleh pemerintah Arab Saudi, disikapi dengan WN kita dan WNA lainnya dengan sikap yang positif," katanya.
Faizasyah mengatakan pemerintah melalui KJRI terus melakukan upaya maksimal untuk menyelesaikan proses itu. Meski demikian, kata Faizasyah, pihak kementerian luar negeri juga tengah mengevaluasi sistem kerja di KHRI Jeddah.
"Evaluasi KJRI sedang dilakukan oleh pihak perwakilan saat ini, untuk bisa antisipasi lonjakan WNI yang urus dokumen. Memang sekarang telah ada proses evaluasi sejauh mana penerbitan paspor tersebut dilakukan. Insiden ini baru terjadi kemarin malam, sejauh ini kita sedang tunggu laporan resmi perwakilan kita di Timur Tengah," katanya.
Mengenai adanya korban meninggal akibat peristiwa itu, Faizasyah mengatakan masih menunggu laporan tim yang sedang melakukan investigasi.