REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemukulan Pramugari Sriwijaya Air, Nur Febriyani oleh seorang penumpang yang tak lain adalah Kepala Dinas Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) Bangka Belitung, Zakaria Umar Hadi terus menjadi sorotan.
Kejadian ini bermula ketika pada penerbangan Sriwijaya Air dengan nomor SJ 078 dari Cengkareng menuju Pangkalpinang, Rabu (6/6). Saat itu Febby melihat ponsel Zakaria masih menyala. Sedangkan pesawat sudah memasuki poses boarding.
Sebagaimana biasa ketika proses boarding, pramugari bertugas untuk melakukan peragaan cara keselamatan kepada para penumpang. Namun ketika itu ia tempat duduk dengan nomor 12E yang ditempati Zakaria masih menyalakan ponsel.
Tempat duduk itu berada di dekat pintu darurat yang tak jauh dari tempatnya berdiri. Spontan, Febby langsung mendatangi Zakariya dan memintanya segera mematikan ponselnya.
"Saya lihat keypad ponsel Bapak itu masih menyala, jadi saya minta ia mematikan ponselnya," kata Febby dalam konferensi pers yang ia gelar di kediaman adiknya, Shita Destya, di Jalan Kemang Utara, Jakarta Selatan, Jumat (7/6).
Dua kali Febby menegur Zakaria. Keduanya ia sampaikan dengan sopan dan tegas. Teguran kedua, dijawab Zakaria dengan perkataan keras. Ia mengatakan sudah mematikan ponselnya. Tak hanya itu, Zakariya mengeluarkan ponselnya dan menyorongkannya ke muka Febby pertanda ponselnya itu sudah dalam kondisi mati.
Febby yang dikasari oleh Zakaria balik bertanya, "Maaf, Bapak kenapa kasar? Saya hanya meminta Bapak mematikan HP," katanya.
Setelah itu, pesawat tinggal landas menuju Pangkalpinang. Sesaat sebelum pendaratan, Febby berada di bagian belakang pesawat kembali bertugas melakukan pengecekan penumpang. Ternyata, penumpang yang ia tegur tadi belum juga puas mengasari Febby.
Ketika akan turun, Zakaria memilih lebih terakhir meninggalkan pesawat dibanding penumpang lainnya. Ketika penumpang lainnya sudah beranjak meninggalkan pesawat, Zakaria justru mendatangi Febby.
Kemarahan Zakaria segera muncul kembali ketika melihat Febby. Ia langsung mendatangi Febby dan mengeluarkan kata-kata dengan nada Keras.
"Jangan kasar kamu, lain kali sopan," kata Febby menirukan dengan perkataan Zakaria sambil terisak.
Setelah itu, satu pukulan pun mendarat di pipi Febby. Tahu dirinya mendapat perlakuan kasar dari Zakaria, ia pun memanggil pilot dan berusaha menyelamatkan diri.
Namun Zakaria berhasil menahannya, dan untuk kali kedua pria itu kembali memukul Febby. Menurut Febby, pukulan kedua jauh lebih keras dari pukulan pertama.
Febby sangat ketakutan melihat Zakaria yang kalap memukulnya. Ia segera meraih telpon yang ada di dalam pesawat. Ia segera menelpon pilot dan menceritakan kejadian yang menimpanya.
Pilot yang saat itu ada diruangan kemudi langsung keluar. Dengan dibantu beberapa penumpang, akhirnya Zakaria berhasil diamankan. Namun, Zakaria malah berontak dan amarahnya semakin menjadi-jadi.
"Saya ini penumpang, raja. Saya beli tiket pakai uang, biar kapok dia," kata Febby menirukan kemarahan Zakaria saat diamankan pilot.
Saat itu, Zakariya akan dibawa ke kantor Sriwijaya cabang Bandara Pangkalpinang. Namun kantor tersebut sudah kosong karena sudah malam. Akhirnya, kru Sriwijaya langsung memberikan laporan ke pos polisi Pangkalpinang. Sementara Febby menjalani perawatan dan visum.