Kamis 06 Jun 2013 13:28 WIB

Blokir Rel, Pedagang Asongan Purwokerto Boleh Jualan di Peron Lagi

Rep: Eko Widyanto/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Stasiun Purwokerto
Stasiun Purwokerto

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Pihak manajemen PT KAI Daop 5 Purwokerto, akhirnya engalah terhadap tuntutan pedagang asongan. Setelah pedagang melakukan aksi demo dengan memblokir jalur rel KA di dekat Stasiun Purwokerto, pihak PT KAI Daop 5 akhirnya mengizinkan mereka untuk berdagang di peron-peron stasiun. 

''Tapi izin ini hanya berlaku sampai 27 Juli 2013 mendatang. Selain itu, kami juga akan bersikap tegas bila ada pedagang asongan yang nekat naik ke dalam gerbong penumpang.

Mereka hanya diizinkan berdagang di peron, tapi tidak boleh naik ke gerbong,'' kata Vice Presiden PT KAI Daop 5 Purwokerto, Mukti Jauhari, Rabu (5/6).

Hari itu, ratusan pedagang asongan Stasiun Purwokerto kembali melakukan aksi protes. Pada Selasa (4/6) sebelumnya, mereka hanya menggelar aksi dengan menggelar bebas di halaman parkir Stasiun Purwokerto.

Namun pada Rabu (5/6), mereka menggelar aksi dengan melakukan pemblokiran jalur rel. Akibat aksi pemblokiran yang dilakukan sejak pukul 09.00, sejumlah perjalanan KA mengalami keterlambatan.

Antara lain, KA Fajar Utama jurusan Yogyakarta-Jakarta, KA Sawunggalih jurusan Kutoarjo-Jakarta, KA barang pengangkut BBM dan KA barang pengangkut semen. ''Kereta-kereta tersebut mengalami keterlambatan sekitar 1 jam,'' jelasnya.

Menyusul aksi tersebut, akhirnya antara pimpinan PT KAI dan perwakilan pengasong, mengadakan perundingan dengan difasilitasi Kapolres Banyumas AKBP Dwiyono. Setelah dilakukan perundingan hingga lebih dari 3 jam, akhirnya pihak PT KAI mengambil sikap mengalah.

''Ini demi kebaikan kita bersama,'' kata Mukti.Meski demikian, di hadapan para pengasong seusai pertemuan, Mukti menyatakan disepensasi ini hanya berlaku selama masa transisi yang akan berakhir 27 Juli 2013.

Setelah itu, harus sudah ada solusi, sehingga tidak ada lagi pengasong yang berjualan di peron-peron KA. Lebih dari itu, Mukti juga menegaskan, para pengasong dilarang memasuki peron stasiun melalui pintu masuk bagi penumpang di stasiun.

 ''Silakan masuk ke pron stasiun. Tapi jangan masuk melalui pintu masuk utama di stasiun. Terserah kalau mau masuk lewat jalan-jalan tikus mana pun, yang penting tidak melalui pintu masuk di stasiun,'' jelasnya.

 

Menanggapi keputusan tersebut, para pedagang asongan menyatakan bisa menerima. ''Yang penting bisa berjualan lagi lebih dulu. Soal nanti setelah tanggal 27 Juli dilarang masuk lagi, ya kita lihat perkembangannya nanti,'' kata Sumiarsih, salah seorang pengasong yang ikut perundingan dengan pihak PT KAI.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement