REPUBLIKA.CO.ID JEMBRANA--Kapten Laut Markadi selaku pimpinan Pasukan M yang terlibat pertempuran laut dengan Belanda saat hendak memasuki wilayah Bali pada 1946 diusulkan sebagai pahlawan nasional.
"Saya mendorong Kapten Laut Markadi untuk diusulkan menjadi Pahlawan Nasional. Apa yang dilakukan bersama pasukannya, merupakan catatan penting dalam sejarah perjuangan Indonesia," kata Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Marsetio saat memimpin upacara peringatan Operasi Lintas Laut di Kelurahan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana, Selasa.
Menurut dia, pertempuran di Selat Bali antara Pasukan M yang menyusup dengan perahu tradisional melawan kapal patroli Belanda merupakan pertempuran laut pertama dalam sejarah mempertahankan NKRI.
Sebagai langkah awal menjadikan Kapten Laut Markadi sebagai pahlawan nasional, Marsetio mengaku, TNI AL menjadi inisiatornya.
"Kami juga sudah mendapatkan dukungan dari Gubernur Bali dan Bupati Jembrana. Saat ini proses untuk memenuhi persyaratan pengusulan pahlawan nasional sudah mulai dilakukan," ujarnya.
Untuk memperingati pertempuran laut yang berlangsung antara perairan Candikusuma hingga Hutan Cekik, di wilayah Kelurahan Gilimanuk, didirikan monumen atas inisiatif Markadi semasa masih hidup.
Di monumen yang terletak di pinggir Jalan Raya Denpasar-Gilimanuk itu tertera nama-nama pejuang yang gugur saat pertempuran tersebut.
Semasa hidupnya, Markadi rutin melakukan upacara peringatan di monumen itu setiap tahun dengan mengundang pejuang yang dulu ikut bertempur bersamanya dan para veteran dari kesatuan lain.
Setelah dirinya meninggal, tradisi peringatan Operasi Lintas Laut dilanjutkan oleh keluarga besarnya, bahkan beberapa kali dihadiri pejabat tinggi militer.
Keluarga besar Markadi juga memiliki kebiasaan dalam setiap peringatan memberikan bantuan kepada siswa kurang mampu dan panti asuhan, yang diserahkan oleh Ibu Oni Markadi, istri mendiang Kapten Laut Markadi.