Senin 03 Jun 2013 08:33 WIB

Minim, Penyediaan Tenaga Terampil Pertanian

Rep: S Bowo Pribadi/ Red: Djibril Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG — Kebutuhan tenaga terampil yang memiliki kompetensi di bidang pertanian kembali menunjukkan peningkatan. Ini dapat dilihat dari minat dunia usaha yang banyak membutuhkan siswa lulusan dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) kompetensi keahlian pertanian.

Yang menjadi persoalan, di tengah tingginya minat kealian ini, belum banyak sekolah kejuruan yang menyediakan kompetensi tersebut.

"Ini sangat ironis, ketika peranian menjadi salah satu sektor unggulan di Kabupaten Semarang,” ujar Pengawas SMK Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang, Siti Aminah MPd, usai menghadiri wisuda ke-45 siswa SMK Widya Praja, Ahad (2/6).

Menurutnya, di Kabupaten Semarang –saat ini—baru tiga sekolah kejuruan yang menyediakan kompetensi keahlian idang pertanian. Masing-masing di SMK 1 Bawen, SMK-SPMA H Moenadi, Ungaran dan SMK Farming, Siwakul, kabupaten Semarang.

Persoalan inilah yang menyebabkan keterserapan tenaga kerja untuk kompetensi keahlian bidang ertanian di Kabupaten Semarang masih kurang.

Tak sedikit tenaga kerja yang memiliki kompetensi bidang pertanian ini justru dating dari daerah lain. "Karena kita memang kurang dalam penyiapan itu," katanya menegaskan.

Meski demikian, Siti melanjutkan, pihaknya menyatakan lulusan SMK di Kabupaten Semarang sebagian besar terserap di sejumlah perusahaan. Sementara sebagian kecil lulusan sekolah kejuruan ini yang memilih untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi.

Untuk itu pihaknya akan terus mendorong pihak sekolah untuk menjaga dan meningkatkan kualitas pendidikan sesuai kompetensi keahlian yang ada. "Selain itu, hubungan kemitraan dengan perusahaan juga terus diupayakan agar siswa bisa langsung kerja setelah lulus,” katanya menambahkan.

Sebelumnya, Anggota Komisi D DPRD Kabupaten Semarang, The Hok Hiong juga mengkritisi eksekutif terkait dengan komitmen Pemkab Semaarang dalam mendorong pendidikan vokasi.

Menurunya, di Kabupaten Semarang ada dua sektor unggulan yang menjadi ujung ombak perekonomian warganya. Yakni sektor industri dan pertanian.

Hanya saja hingga saat ini belum dikembangkan program- program pendidikan yang dapat menopang kebutuhan tenaga kerja pad ke-dua sektor unggulan ini.

"Kalau Pemkab dapat mendorong pendidikan yang bersinergi dengan kompetensi kehlian yang dibutuhkan industri dan pertnian, maka penyerapan tenaga kerja juga akan meningkat," ujar politisi PDIP ini.   

Sementara, Kepala Sekolah SMK Widya Praja, Drs Eko Sutanto memaparkan, tahun ini hasil nilai ujian siswa SMK Widya Praja Ungaran cukup baik.

Sehingga semua siswanya sejumlah 231 anak lulus semua. Yang terbaru, pihak sekolah juga telah mengundang lima perusahaan guna melakukan seleksi pemerimaan karyawan melalui sekolah.

"Hasilnya cukup memuaskan, dari total lulusan, 203 lulusan diantaranya sudah diterima kerja," papar Eko kepada wartawan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement