REPUBLIKA.CO.ID, BULELENG -- Pemerintah terus memperluas kesempatan pemuda Indonesia dalam menuntut ilmu melalaui pemberian beasiswa. Bahkan bila sebelumnya beasiswa hanya diberikan kepada siswa miskin, mulai tahun ini juga akan diberikan kepada yang hampir miskin.
Dirjen Kebudayaan Kemendikbud, Kacung Marijan mengatakan, dulu wajib belajar hanya untuk siswa SD dan SMP. Mulai tahun ini sebutnya, juga akan diwajibkan kepada siswa SMA. "Anggarannya akan dimasukkan nanti dalam APBN Perubahan 2013," kata Kacung di Buleleng, Bali, Ahad (2/6).
Hal itu dikemukakan Kacung kepada wartawan di sela-sela acara Nonton Bareng Filem Inspiratif. Acara berlangsung di Gedung Kesenian Singaraja, dihadiri pelajar SD, SMP dan SMA se Kabupaten Buleleng.
Nonton bareng filem inspiratif berlangsung di 30 kota dan kabupaten di seluruh Indonesia. Pemutaran filem ini terkait dengan program pemerintah melakukan Persemaian Budaya Sebagai Penguat Karakter Bangsa 2013.
Saat membuka acara Nonton Bareng, Kacung mengatakan, para pelajar tidak perlu khawatir kalau tidak punya biaya untuk melanjutkan sekolah. Karena sebutnya, ada bea siswa khusus untuk siswa yang tidak mampu.
"Jadi tidak usah khawatir tidak punya biaya. Karena sekolah akan geratis dan yang kuliah, ada uang saku juga," katanya.
Mengenai penambahan dana beasiswa yang akan diperuntukkan bagi siswa SMA dan mahasiswa, Kacung menyebutnya sebagai antisipasi terhadap pengurangan subsidi bahan bakar minyak (BBM).
Dengan pemberian beasiswa kepada siswa yang hampir miskin, jumlah beasiswa yang disiapkan pemerintah meningkat dua kali lipat.
Untuk beasiswa bagi para mahasiswa, pemerintah kata Kacung, menyediakan beasiswa program Bidikmisi yang selama ini telah menyantuni sebanyak 90 ribu orang. Selain biaya pendidikan, juga ada uang saku sebesar Rp 650.000 per bulan per orang.
"Mereka yang berprestasi bagus, akan diberikan beasiswa untuk kuliah ke luar negeri. Jadi beasiswa luar negeri hanya pelengkap saja," katanya.
Untuk mengelola beasiswa dalam dan luar negeri yang jumlahnya sampai Rp 20 triliun setahun, Kacung menyebut akan dibentuk lembaga khusus pengelola beasiswa. Kebijakan ini akan membuka kesempatan seluas-luasnya belajar ke luar negeri bagi mahasiswa yang baru tamat ataupun yang sudah bekerja.