Ahad 02 Jun 2013 19:00 WIB

Antisipasi Kenaikan, Pertamina Siapkan Tambahan Stok BBM 20 Persen

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Nidia Zuraya
Stok BBM
Stok BBM

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Penambahan stok bahan bakar minyak (BBM) hingga 20 persen dari kebutuhan normal disiapkan untuk mengantisipasi lonjakan permintaan masyarakat Jateng dan DIY, jika kebijakan kenaikan harga BBM diumumkan oleh pemerintah.

General Manager (GM) Marketing Operation Pertamina Region IV (Jateng- DIY), Rifky E Hardijanto mengatakan, meski belum dapat dipastikan kapan kebijakan kenikan harga BBM ini diumumkan dan mulai diberlakukan, pihaknya telah menyiapkan sejumlah langkah antisipatif.

Misalnya dengan membentuk satuan tugas (satgas) guna  mengantisipasi beberapa hal yang kemungkinan bakal muncul, terkait dengan dampak maupun teknis pelaksanaan atas diberlakukannya rencana kebijakan kenaikan harga BBM ini.

Marketing Operation Pertamina Region IV Jateng- DIY juga menyiapkan tambahan stok BBM –baik jenis premium maupun solar—hingga 20 persen dari rata- rata kebutuhan normal.

“Terutama dalam rangka mengantisipasi lonjakan permintaan BBM oleh masyarakat, menjelang kenikan harga,” ujarnya, di sela Bakti Sosial Persatuan Wanita Patra (PWP) Region IV, di Kelurahan Tanjung Mas, Semarang, Ahad (2/6).

Meski demikian, lanjut Rifky, sejauh pantauan terhadap konsumen di wilayah operasionalnya belum ada lonjakan permintan BBM ini. Bahkan kebutuhan BBM jenis solar cenderung turun.

Artinya di wilayah pemasarannya tidak sampai terjadi panic buying atau rush dari masyarakat terkait dengan rencana kenaikan bahan bakar ini. “Namun apapun situasinya tetap kita waspadai.” tegas Rifky.

Terpisah, Assistant Manager External Relation Pertamina Region IV, Heppy Wulansari menyampaikan kebutuhan rata- rata BBM jenis Premium di wilayah pemasaran Jateng dan DIY mencapai 11 juta kiloliter per tahun. “Sementara untuk kebutuhan BBM jenis solar mencapai 5,1 juta kiloliter per tahun,” jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement