REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Pemerintah Kabupaten Karangasem, Bali, merealisasikan pembelian 2 ton sampah plastik yang berhasil dikumpulkan masyarakat Desa Adat Pasedahan, Ahad (2/6). Pembelian sampah itu dipimpin langsung oleh Wakil Bupati Karangasem I Made Sukerana yang ditandai dengan penyerahan sepeda motor roda tiga kepada sejumlah kepala desa adat (bendesa).
Sampah-sampah plastik yang dikumpulkan masyarakat itu dibeli oleh Pemkab Karangasem dengan harga Rp 400-Rp 2.000 per kilogram. "Gerakan memerangi sampah plastik yang kami canangkan sejak 2005 itu, kini mulai menyulut kesadaran masyarakat. Mereka sadar akan bahaya ancaman sampah plastik yang makin mengkawatirkan akibat 'boming' penggunaan plastik," kata Wabup dalam keterangan persnya di Denpasar.
Ia berharap kesadaran itu terus berlanjut dengan membudayakan kesadaran antisampah plastik dalam kehidupan sehari-hari dan melakukan pengolahan secara profesional dan mandiri. Sukerana juga menginstruksikan Badan Lingkungan Hidup (BLH) dan Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kabupaten Karangasem untuk membantu membeli sampah plastik yang dikumpulkan masyarakat.
"Dalam era pembangunan dan aktivitas masyarakat yang kian kompleks, persoalan sampah khususnya sampah plastik sudah tidak dapat diabaikan," katanya.
Untuk mengurangi sampah plastik dalam jangka menengah, Pemkab Karangasem akan membangun unit pengelolaan sampah terpadu (UPST) di setiap kecamatan dan menyiapkan sarana dan prasarana, seperti kendaraan roda tiga di setiap desa adat. Pemkab Karangasem juga membuat program jangka panjang melalui penguatan kelembagaan dan pembentukan kelompok masyarakat di setiap UPST.
"Upaya pemerintah tersebut tidak akan berhasil jika tidak didukung masyarakat luas dengan melakukan aksi kebersihan secara rutin di lingkungan masing-masing," kata Wabup.
Sementara itu, Kepala Desa Adat Pesedahan I Wayan Astawa melaporkan bahwa penanganan sampah plastik di desanya mendapat dukungan penuh dari DKP Kabupaten Karangasem sehingga masyarakat lebih bergairah untuk mengumpulkan sampah plastik setiap hari. "Jika semua masyarakat sudah mengelola sampah sendiri dengan sistim 3R (pengurangan, pemanfaatan kembali, dan pendaurulangan), kebersihan dan kesehatan terwujud dalam kondisi hidup yang serasi selaras, dan seimbang dengan lingkungan," katanya.
Menurut dia, gerakan pengurangan sampah plastik di Desa Adat Pesedahan melibatkan semua elemen masyarakat, termasuk pihak swasta.