Kamis 30 May 2013 14:59 WIB

Menculik Gadis, Berlaku Juga Bagi Kaum Terdidik

Pulau Lombok
Foto: blogspot
Pulau Lombok

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Asep K Nur Zaman

Tradisi menculik gadis untuk dinikahi di kalangan masyarakat Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), tidak saja masih hidup di kalangan masyarakat pinggiran dan berpendidikan rendah. Bagi warga yang sudah banyak bersentuhan dengan dunia perkotaan dan berpendidikan tinggi, juga tradisi itu cukup melekat.

Herry (28 tahun), warga Desa Labuali, Lombok Barat, adalah salah satunya. Sarjana administrasi negara ini menikah pada 2011 dengan cara menculik gadis yang kini menjadi istrinya.

"Kalau menggunakan cara resmi dengan bicara baik-baik sama orang tuanya, bisa dimintai mahar Rp 10 juta-Rp 50 juta," kata pegawai bagian marketing sebuah TV berbayar cabang NTB itu.

Cara dia menculik, tidak melibatkan orang lain. "Saya ajak pacar saya jalan-jalan sampai larut malam, sampai dia segan untuk pulang ke rumah orang tuanya lagi," ungkapnya.

Setelah dalam penguasannya, lalu dikirim utusan keluarga ke pihak orang tua sang gadis. Dengan cara itu, mahar yang dikeluarkannya cuma Rp 2 juta.

Zaman dulu, menculik gadis untuk dinikahi itu salah satunya sebagai pembuktikan sikap jantan karena terkesan herois. "Tetapi bagi anak muda sekarang seperti saya, menculuik gadis sebagai jalan pintas untuk menikah dengan biaya murah," kata Herry.

Selain nikah menjadi murah, cara menculik juga untuk menghindari prosesi yang berbelit dan panjang. "Prosesi pernikahan adat dengan cara melamar baik-baik itu bisa memakan waktu sebulan. Biayanya di luar mahar besar yang diterima bersih oleh orang tuanya. Sedangkan dengan cara menculik cukup persiapannya saja selama seminggu sehingga sangat murah," tutur Herry.

Seorang bujangan warga Lombok Tengah, Ary (25), juga mengaku bersiap untuk menculik gadis idamannya. Lulusan perguruan tinggi dan bekerja sebagai karyawan swasta ini juga tak ingin melibatkan orang lain untuk menculik sang pacar.

Melibatkan orang lain di era sekarang bisa jadi membutuhkan biaya besar juga. Sudah jarang orang yang mau bekerja tanpa bayaran. Belum lagi risiko salah sasaran, yaitu hendak menculik si gadis yang diboyong malah ibunya.

Ada pula cerita unik baru-baru ini, seorang pemuda yang sudah ngebet mau nikah, meminta bantuan kawannya untuk menculik sang pacar. "Eh, engga tahunya yang disuruh menculik itu justru yang menikahi si gadis, gigit jarilah dia," ungkap Herry.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement