Kamis 30 May 2013 10:45 WIB

Jelang Pemilu, Kekerasan Terhadap Jurnalis Bakal Meningkat

 Sejumlah jurnalis Mataram membawa poster saat melakukan aksi damai terkait peristiwa kekerasan dan pengrusakan kantor TVRI Gorontalo di Mapolda NTB, Mataram, Kamis (28/3).  (Antara/Ahmad Subaidi)
Sejumlah jurnalis Mataram membawa poster saat melakukan aksi damai terkait peristiwa kekerasan dan pengrusakan kantor TVRI Gorontalo di Mapolda NTB, Mataram, Kamis (28/3). (Antara/Ahmad Subaidi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Eko Maryadi memprediksi jumlah kekerasan terhadap jurnalis akan meningkat saat suhu politik memanas jelang Pemilihan Umum 2014.

"Dari Januari hingga Mei banyak kekerasan (terhadap jurnalis), dan kita perkirakan angka kekerasan akan meningkat tahun ini karena adanya Pemilu (pada 2014)," kata Eko pada diskusi kebebasan pers di Kedutaan Besar Amerika Serikat Jakarta, Rabu (30/5).

Dari gambaran kasus kekerasan yang terjadi pada 2012, berdasarkan data AJI, sebanyak 56 perkara kekerasan terhadap jurnalis. Termasuk yang dilakukan oleh kalangan legislator, kemudian aparat hukum.

"Pada 2012 ada 56 kasus kekerasan di 24 provinsi, menarik adalah pelakunya adalah oknum TNI, Polisi, DPR, dan mahasiswa," katanya.

Beberapa kasus kekerasan terhadap jurnalis, menurut Eko, hanya sedikit yang ditindak secara tegas oleh Kepolisian. Beberapa wartawan tewas dalam tugas dan sejumlah lainnya juga mendapat perlakuan kekerasan saat karya jurnalistiknya dimuat dan disiarkan ke masyarakat.

"Namun dapat dihitung jari yang kasusnya ditangani atau tuntas sesuai hukum," ujar dia. Sementara itu,untuk kurun Januari hingga Mei 2013 terjadi 14 kasus tindak kekerasan terhadap jurnalis.

Jumlah itu juga termasuk kekerasan terhadap seorang jurnalis televisi yang dilakukan sejumlah mahasiswa saat melakukan aksi unjuk rasa terkait Tragedi Mei 1998 di depan Istana Kepresidenan pada beberapa pekan lalu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement