REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pembangunan Pelabuhan Tanjung Adikarto di Kabupaten Kulonprogo sampai saat ini masih belum selesai.
Untuk melanjutkan pembangunan pelabuhan tersebut tahun ini disediakan dana sekitar Rp 47 miliar dengan perincian: dari APBNP sekitar Rp 21 miliar, APBD 2013 sekitar Rp 16 miliar dan dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu-Opak sekitar Rp 10 miliar.
Hal itu dikemukakan Kepala Bidang Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan DIY Suwarman Partosuwiryo. Dana dari APBNP diperlukan untuk membangun tempat pelelangan ikan, gedung serba guna, gudang perbekalan dan untuk pengerukan alur pelayanan.
Selanjutnya dana dari APBD untuk membangun fasilitas jalan dan sekitar 24 bangunan seperti kantor pelabuhan, kantor penjagaan, kantor pengawasan terpadu.
Sementara dana dari BBWS Serayu-Opak untuk merapikan atau mengangkat tetra port yang sekarang tercecer di alur pelayanan, serta sebagian untuk meninggikan pemecah gelombang (break water) dari enam meter menjadi delapan meter.
Saat ini di Dinas Kelautan dan Perikanan DIY sedang melakukan proses perencanan untuk pembangunan pada 2013.
"Minggu depan sudah mulai proses lelang. Saya juga sudah menanyakan ke BBWS Setayu-Opak untuk memanfaatkan dana sebesar Rp 10 miliar dalam bulan Juni sudah mulai tender. Sehingga kemungkinan bulan Juli sudah mulai dilakukan pembangunan fisik," jelas Warman (panggilan untuk Suwarman Partosuwiryo.
Kemudian pada 2014 dari BBWS Seayu akan menindaklanjuti hasil dari review desain pembangunan break water di sebelah timur sampai sepanjang 300 meter. sebab, saat ini break water di sebelah timur baru sepanjang 220 meter dan sebelah sepanjang 250 meter.
Untuk itu dibutuhkan dana sekitar Rp 200 miliar. "Kami sudah koordinasi dengan BBWS akan dialokasikan dana tahun 2014 multiyears untuk perpanjangan break water sampai 300 meter," ungkap dia.
Pada 2014 mendatang, dari BBWS akan menindaklanjuti hasil review desibe BW 300 m 220 m Timur 260 Barat membutuhkan 200 M. "Kami sudah koordinasi dengan BBWS akan dialkokasikan dana tahun 2014 multiyears untuk memerpanjangan break water sebelah timur sampai 300 meterdimulai 2014," bebernya.
"Kalau break water masih kurang dari 300 meter maka terjadinya sedimentasi besar. Sehingga kapan besar tidak bisa masuk ke Pelabuhan. Kalau hanya kapal dengan kapasitas 10-15 Gross Ton (GT) dengan break water kurang dari 300 meter masih bisa masuk, karena kapalnya tidak terlalu panjang," katanya menegaskan.