Selasa 28 May 2013 18:32 WIB

Korupsi Alquran, Priyo: Ada yang Mencatut Nama Saya

Rep: Ira Sasmita/ Red: Dewi Mardiani
Priyo Budi Santoso
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Priyo Budi Santoso

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPR dari Fraksi Partai Golkar, Priyo Budi Santoso, menyebut penyajian pemberitaan mengenai dugaan keterlibatannya dalam korupsi pengadaan Alquran tidak adil. Pasalnya, terdakwa Zulkarnaen Djabar dan Dendi Prasetya telah membantah adanya keterlibatan Priyo.

"Saya sekarang melihat ada penyajian pemberitaan yang kurang adil, itu saja," kata Priyo di Kompleks Parleemn Senayan, Jakarta, Selasa (28/5). Dia  yakin sama sekali tidak terlibat, sehingga tidak perlu mengkhawatirkan bila KPK akan mengungkap fakta baru yang menyeret dirinya.

Lebih lanjut, ia menegaskan tidak tahu menahu mengenai kasus korupsi senilai Rp 22 miliar itu. Menurutnya, terdakwa hanya mencatut namanya. Padahal ia bukan pimpinan yang mengurusi masalah keagamaan. Sehingga, penyebutan dirinya ikut terlibat sangat tidak mungkin. "Saya tidak terkait sama sekali  dan tidak tahu menahu. Yang disadap bukan telepon saya, tapi pembicaraan orang-orang yang mencatut nama saya," ujar Priyo.

Sebelumnya, pada Sabtu (25/5) lalu, Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Busyro Muqoddas, mengeklaim telah mengantongi bukti awal keterlibatan politikus Partai Golkar, Priyo Budi Santoso, dalam kasus pengurusan anggaran Alquran dan pengadaan komputer untuk Madrasah di Kementerian Agama.

Pada proyek pengadaan laboratorium komputer di Ditjen Pendidikan Islam tahun 2011 senilai Rp 31,2 miliar, Priyo mendapat jatah sebesar 1 persen. Sedangkan, terkait proyek pengadaan kitab suci Alquran di Ditjen Bimas Islam tahun anggaran 2011 sebesar R p22 miliar, Priyo mendapat fee sebesar 3,5 persen. Akan tetapi Fahd El Fouz belakangan mengaku dirinya hanya mencatut nama Priyo Budi Santoso.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement