REPUBLIKA.CO.ID, TABANAN -- Warga Desa Gadungsari, Kabupaten Tabanan, Bali, mengeluhkan limbah peternakan babi yang dibuang ke Sungai Yeh Hoo.
"Warga yang berada di hilir sangat keberatan dengan adanya peternakan babi yang sebelum pembangunan kandang tersebut tanpa adanya koordinasi dan sosialisasi kepada warga sekitar," kata Kepala Desa Gadungan I Gde Anom Antara, Senin (27/5).
Menurut dia, limbah itu menimbulkan bau menyengat. "Meskipun sebagian limbah bekas kotoran babi telah diproses, aroma tak sedap tersebut tetap meyebar ke permukiman warga," kata I Made Bujawan, warga setempat.
Jarak permukiman warga hanya 100 meter dari peternakan babi. Menurut dia, selain menimbulkan bau, beberapa anjing peliharaan warga sering kali membawa bangkai anak babi ke rumah warga.
Sungai Yeh Hoo selama ini dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk "melasti" atau ritual keagamaan karena aliran sungai tersebut ada di sekitar Pura Beji.
Sementara itu, Gunawan selaku pemilik peternakan babi menyatakan limbah di peteranakannya itu sudah diolah. "Namun karena kerap kali terjadi hujan dan longsor, maka proses pengolahan limbah terganggu," katanya. Ia juga mengemukakan bahwa pengolahan limbah di peternakannya sudah diinspeksi oleh Badan Lingkungan Hidup Provinsi Bali.