Senin 27 May 2013 21:42 WIB

Hari Lahir ke-90, NU Lebih Menyatu dengan Indonesia

Rep: Hafidz Muftisany/ Red: Citra Listya Rini
Nahdlatul Ulama
Foto: abunamira.wordpress.com
Nahdlatul Ulama

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nahdlatul Ulama (NU) mengadakan malam puncak hari lahir (harlah) ke-90 dengan tema berkhidmat kepada umat, berbakti untuk negeri. Ketua Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) Slamet Efendi Yusuf mengatakan NU adalah bagian tak terpisahkan dari Indonesia. 

Slamet yang juga ketua panitia Harlah ke-90 menegaskan NU melihat Indonesia bukan hanya sebagai alamat. "Indonesia adalah tujuan NU hadir di Indonesia,itu makna berbakti unruk negeri " katanya di Jakarta, Senin (27/5) malam.

Slamet manambahkan usia NU yang sudah 90 tahun menunjukkan keberadaan NU semakin menyatu dengan bangsa Indonesia. Ke depan, NU ingin menegaskan kembali keberadaannya di Indonesia.

"Sebagai umat kita  ingin mengabdikan diri kepada manusia bukan hanya umat Islam," katanya. 

NU dalam kacamata Slamet telah tumbuh menjadi organisasi Islam terbesar di Indonesia dan dunia. Sembari berkelakar, Slamet menjelaskan anggota NU tidak dinilai berhenti dari keanggotaan ketika meninggal. 

Acara harlah ke-90 NU akan dimeriahkan dengan pemutaran film 'Sang Kiai' yang menceritakan sejarah hidup pendiri NU Hadratussyaikh K.H Hasyim Asy'ari. 

Malam puncak harlah NU juga dihadiri oleh Ketua DPR Marzuki Alie, Wakil Ketua MPR Lukman Hakim Syaifudin, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Muhaimin Iskandar, Menteri Koperasi dan UKM Syarif Hasan, Ketua DKPP Jimly Ashidiqie dan mantan ketua MK Mahfud MD. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement