Senin 27 May 2013 23:56 WIB

Akbar Tanjung: Golkar Harus Berani Evaluasi Pencapresan Ical

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: Hazliansyah
Akbar Tanjung
Foto: Antara/Irwansyah Putra
Akbar Tanjung

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar, Akbar Tandjung meminta kader Golkar mencermati survey elektabilitas Aburizal Bakrie (Ical). Hal ini penting agar Golkar bisa menangkap respon publik terhadap pencapresan Ical.

"Kita harus mencermati. Supaya yang bersangkutan (ARB) bisa terpilih dan menang," kata Akbar ketika dihubungi Republika, Senin (27/5).

Akbar mengusulkan pencapresan Ical dievaluasi setahun menjelang pemilihan presiden. Artinya bila pelaksanaan pemilihan presiden dilangsungkan Juli 2014 maka evaluasi pencapresan Ical sebaiknya dilaksanakan Juli 2013. Menurut Akbar, evaluasi penting agar partai bisa mengambil langkah selanjutnya menuju pemilihan presiden.

"Sebagai bahan menganalisis langkah berikutnya," ujar Akbar.

Rendahnya elektabilitas Ical tidak lepas dari kerja mesin partai yang belum optimal. Menurut Akbar soliditas kader memenangkan Ical belum seperti yang diharapkan. Hal itu berbeda dengan elektabilitas partai yang menurut survey masih berada dalam posisi teratas. "Soliditas partai belum maksimal," kata dia.

Kemenangan capres sangat ditentukan dari kualitas figur yang diusung partai. Akbar mengatakan Golkar mesti berani mengevaluasi strategi peningkatan elektabilitas Ical. Dia mencontohkan iklan-iklan Ical di televisi. Menurutnya partai harus berani menilai obyektif apakah iklan Ical berdampak terhadap ketertarikan publik atau tidak.

“Kalau dari sisi iklan tidak ada yang bisa mengimbangi (intensitasnya). Cuma apa itu berdampak?,” ujarnya.

Partai Golkar tidak boleh bersikap kaku dalam pencapresan Ical. Akbar mengatakan Partai Golkar harus bisa menangkap dinamika sosial politik yang terjadi di masyarakat. Sebab, pada akhirnya publik yang akan menentukan capres mana yang akan mereka pilih.

"Kita tidak ingin capres kita tidak diterima. Apalagi malah ditolak," demikian Akbar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement