REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Proses pencarian para korban yang terbenam di dalam tanah pada peristiwa longsor Big Gossan, Freeport di Tembagapura, Mimika, Papua telah usai. Kejadian nahas yang terjadi padaa Selasa (14/5) itu ditutup dengan catatan28 dari 38 penambang tewas.
Pemerintah lalu menerjunkan tim guna menginvestigasi musibah tersebut dengan melibatkan kepolisian.. Anggota Direktorat Reskrim dan Kriminal Umum dari Kepolisian Daerah (Polda) Papua diterjunkan dalam upaya penyelidikan ini.
Tim yang sudah bergerak dalam sepekan terakhir ini sudah mulai melakukan pengumpulan keterangan dari para saksi yang ada di sekitar lokasi kejadian. Sebanyak delapan orang diperiksa guna melengkapi bahan keterangan bagi Polda Papua dalam memutuskan penyebab musibah tersebut.
“Tim juga merekrut ahli-ahli pertambangan untuk diketahui penyebab runtuhnya,” ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Boy Rafli Amar di Kantornya Senin (27/5).
Boy menambahkan, tim dari kalangan akdemisi yang peduli pada pertambangan Indonesia juga dilibatkan dalam proses penyelidikan ini. Ia berujar, diharapkan sinergitas antara polisi, tim ahli dan akademisi universitas yang ikut andil dapat segera mendapat jawaban dari runtuhnya tanah di terowongan di Mil 74 itu.
“Tim masih bergerak, setelah proses evakuasi selesai memang baru diterjunkan agar tak menganggu proses penyelematan para korban dari kementraian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) juga ikut andil,” ujar Boy.